Selasa, 26 Desember 2017

MWCNU Baru diminta Lebih Kritisi Soal Perizinan Tempat Hiburan.

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id – Hal tersebut menjadi salah satu Hasil sidang Komisi C Konferensi MWCNU Kesugihan tentang Rancangan Pokok-pokok Pikiran dan Rekomendasi MWCNU Kesugihan untuk Kepengurusan masa khidmat 2017 – 2022. Peserta sidang memandang, selama ini MWCNU sudah mengambil peran dalam mengkritisi kebijakan pemerintah, terutama tentang pemberian izin tempat hiburan, namun hasilnya belum maksimal. Sehingga, peserta sidang yang terdiri dari para rois syuriyah Pengurus Ranting NU se Kecamatan Kesugihan ini sepakat agar untuk kepengurusan MWCNU Kesugihan yang mendatang, untuk lebih ditingkatkan dalam mengkritisi kebijakan pemerintah terutama terkait dengan pemberian izin tempat hiburan di wilayah kecamatan kesugihan.

Selain merekomendasikan hal tersebut, komisi C ini juga merekomendasikan sedikitnya 10 Point yang harus dijalankan oleh Kepengurusan MWCNU mendatang untuk meningkatkan kinerja internal organisasi. Dan ada 9 Point rekomendasi dari Para Rois Syuriyah Pengurus Ranting NU untuk meningkatkan Hubungan sinergisitas antara MWCNU para pihak diluar NU, baik dalam wilayah kecamatan kesugihan maupun kabupaten cilacap.
KH Labiburrohmat, Rois Syuriah Demisioner
Memberikan Khutbah Pembukaan.


Sidang komisi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Konferensi MWCNU Kesugihan, yang dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 24 Desember 2017. Bertempat di Masjid Al Itqon, Komplek Pondok Pesantren Huffadzil Qur’an Fadlulloh Kuripan Kidul, Konferensi MWCNU ini dihadiri oleh delegasi 16 Pengurus Ranting NU Se Kesugihan dan beberapa pengurus MWCNU, Pengurus Badan Otonom NU tingkat Kecamatan dan Tokoh-tokoh NU di Wilayah Kesugihan.

Dalam kegiatan yang salah satu tujuannya adalah untuk memilih dan menetapkan Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah Pengurus MWCNU Kesugihan periode 2017 – 2022 ini, terpilih KH. Charir Mucharir, SH, M.Pd.I sebagai Rois Syuriyah MWCNU Kesugihan yang baru, menggantikan KH. Labiburrohmat Al Khafidz, S.Pd.I. Dalam Konferensi ini Juga terpilih H. Towil AL Baha, SH sebagai Ketua Tanfidziyyah MWCNU Kesugihan masa Khidmat 2017 – 2022. H. Towil Al Baha merupakan sosok yang tidak asing di tubuh MWCNU Kesugihan, mengingat sebelumnya dirinya adalah Plt Ketua Tanfidziyyah periode 2012 – 2017.
Foto Bersama MWCNU Demisioner dan Terpilih


Pasangan KH Charir Mucharir dan H. Towil Al Baha ini diharapkan menjadi pasangan yang ideal dan saling melengkapi, dalam menahkodai NU di Wilayah Kecamatan Kesugihan selama 5 tahun mendatang. Setidaknya dapat menjalankan point-point rekomendasi dari para rois syuriyah NU Ranting se Kecamatan Kesugihan yang telah dirumuskan dalam konferensi ini, agar kebermanfaatan MWCNU secara struktural dapat lebih dirasakan oleh warga nahdliyin dan warga masyarakat secara umum, di wilayah kesugihan.

Dan Akhirnya, Selamat berkhidmat dan semoga berlimpah keberkahan... 

Minggu, 24 Desember 2017

Menjelang Natal, Banser Kesugihan Berulah.

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sebanyak 80 Personil BANSER Kesugihan diturunkan untuk menyerbu 3 rumah warga di dusun Kedungsari Desa Dondong Kecamatan Kesugihan. Penyerbuaan ini terjadi pada minggu 24 Desember 2017, tepat satu hari menjelang perayaan natal. Penyerbuan ini langsung dipimipin oleh Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Ka Satkoryon) BANSER Kesugihan Hadi Mustofa.

Seperti diketahui bersama, beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 15 Desember 2017, Gempa bumi berkekuatan 7.3 SR telah mengguncang pulau Jawa. 3 Rumah yang diserbu oleh Banser merupakan sebagian dari beberapa rumah warga desa Dondong Kecamatan Kesugihan yang terdampak dari Gempa tersebut.

Banser Kesugihan Bergotong Royong
Membantu Warga Desa Dondong
Masing-masing adalah rumah milik Dadang yang berlokasi di Rt 008 Rw 007, Saebani di Rt 005 Rw 007 dan Yas Rt 001 Rw 007, kesemuanya warga dusun Kedungsari Desa Dondong. Dan Ketiganya merupakan Rumah yang diserbu oleh BANSER Rayon Kesugihan untuk dibantu proses pembongkarannya. Karena pasca gempa, ketiga rumah tersebut mengalami kerusakan yang cukup membahayakan jika tetap ditempati. Harus dirobohkan terlebih dahulu, sebelum kemudian di bangun dengan material yang lebih baik untuk dapat ditempati kembali.

Dadang, salah satu pemilik rumah yang dibantu Banser proses pembongkarannya menyampaikan apresiasi kepada Banser. Apa yang dilakukan Banser sangat membantunya, mengingat selama ini dirinya memiliki keterbatasan dari sisi tenaga untuk merobohkan dan merapihkan rumahnya.

Dirinya menambahkan, Tentunya tidak hanya Banser yang membantu dirinya dan para korban Gempa, namun para pihak lain juga diharapkan untuk memberikan uluran tangannya, agar pembangunan rumah para korban gempa segera selesai sehingga masing-masing korban dapat menempati kembali rumahnya. Selama rumahnya belum terbangun, para korban gempa yang rumahnya dirobohkan tersebut, bertempat tinggal di rumah saudara dan keluarga dekatnya masing-masing.  

Terpisah, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Kesugihan, Ali Basroh menyampaikan bahwa Banser sebagai kader inti dari GP Ansor sudah sepatutnya untuk selalu hadir ditengah masyarakat yang membutuhkan, tanpa membeda-bedakan latarbelakang, Golongan, agama ataupun Ras, terutama masyarakat yang terkena musibah. Hal tersebut sebagai wujud komitmen Banser dalam mengaktualisasikan prinsip-prinsip hubungan bermasyarakat di Indonesia, salah satunya Gotong Royong melalui bongkar rumah bersama-sama.

Perayaan Natal Kurang Sehari, BANSER Kesugihan Adakan Apel.

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id – Minggu 24 Desember 2017, Tepat kurang sehari pelaksanaan Perayaan Hari Natal, Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) dibawah Komando Koordinasi Rayon Kesugihan berkumpul untuk mengadakan Apel, di Halaman Masjid Al Itqon, Komplek Pondok Pesantren Huffadzil Qur'an Fadlulloh Kuripan Kidul, Kesugihan. 

Apel yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air ini diikuti oleh tidak kurang dari 90 Anggota BANSER se wilayah kecamatan kesugihan. 

Muharis, dari Polsek Kesugihan
Selaku Pembina Apel Banser 
Muharis, Anggota Kepolisian Republik Indonesia Sektor Kesugihan Bertindak sebagai Pembina Apel, mengapresiasi langkah yang dilakukan BANSER Kesugihan.

“Inisiatif seperti ini merupakan hal baik yang dilakukan oleh masyarakat sipil, untuk menumbuhkan dan menambah rasa cinta terhadap kesatuannya yang harapannya juga menumbuhkan kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Ujarnya.

Selain karena untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, Apel ini juga dimaksudkan untuk memberikan dukungan atas diselenggarakannya Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kesugihan yang dilaksanakan pada hari itu juga.
BANSER Kesugihan dalam Barisan Apel

Hadi Mustofa, selaku Kepala Satuan Koordinasi Rayon (Ka Satkoryon) Banser Kesugihan membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Sebagai Benteng Ulama dan Bagian yang tidak terpisahkan dari Nahdlatul Ulama, sudah seharusnya BANSER memberikan dukungan terhadap semua kegiatan yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama, termasuk pelaksanaan Konferensi ini.  


“BANSER akan selalu siap untuk mengawal dan mengamankan setiap kegiatan Nahdlatul Ulama.” Imbuhnya. 

Apel ditutup dengan menyanyikan yel-yel penyemangat kesatuan Banser dan Foto Bersama. (123)

Senin, 11 Desember 2017

ANSOR Cilacap Gelar PKL

Cilacap, kitaberjejak.blogspot.co.id- Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) Kabupaten Cilacap akan menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL). Hal itu disampaikan oleh Ketua PC GP ANSOR Cilacap dalam Majelis Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) GP ANSOR Cilacap, Sabtu lalu 9 Desember 2017 di Pondok Pesantren Metal Tobat Gandrungmangu.

PKL merupakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan kader jenjang menengah dalam sistem kaderisasi GP ANSOR yang dimaksudkan untuk mencetak kader pemimpin organisasi dan masyarakat di tingkatan pimpinan cabang. Peserta PKL adalah kader GP ANSOR yang telah lulus PKD sekurang-kurangnya enam bulan terakhir yang dibuktikan dengan fotocopy sertifikat dan/atau surat keterangan kelulusan dari pengurus yang berwenang dan direkomendasikan oleh PAC atau PC setempat.

Jajaran Pengurus Harian
PC GP ANSOR Kabupaten Cilacap
PC GP ANSOR Cilacap rencananya akan menyelenggarakan PKL ini pada bulan Januari 2018, ditempatkan di Kecamatan Karangpucung. 100 peserta menjadi target pelaksanaan PKL ini, artinya masing-masing PAC harapannya minimal dapat mengirimkan 5 kadernya untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut. Tidak menutup kemungkinan peserta PKL juga bisa dari kabupaten tetangga.  

Selain membicarakan PKL, Rakorcab yang hadiri oleh 15 PAC itu juga membicarakan beberapa program dari PC GP ANSOR Cilacap yang akan dilaksanakan mulai Januari 2018. Diantaranya adalah akan diselenggarakannya Akreditasi Pimpinan Ranting yang ditarget dapat dilaksanakan pada bulan Maret 2018. Selain itu, forum tersebut juga menyinggung tentang kegiatan Konferensi Cabang (Konfercab) GP ANSOR Cilacap yang rencananya akan dilaksanakan sebelum masa khidmat kepengurusan periode sekarang berakhir, yaitu sekitar bulan Juni 2018.


Tidak ketinggalan, pada forum yang dipandu oleh Sahabat Aliman ini, 15 Pengurus PAC yang hadir juga diminta untuk menginformasikan perkembangan masing-masing capaian kegiatan kepengurusannya. Mulai dari kegiatan rutin ke-ANSOR-an, kegiatan Ekonomi organisasi, Kegiatan Pengkaderan, sampai dengan kondisi ranting yang sudah memiliki pengesahan ataupun belum. 

Minggu, 10 Desember 2017

MWCNU Kesugihan, Siap Konferensi.

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.com- Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Kesugihan, dalam waktu yang tidak lama akan menggelar Konferensi MWC NU. Rencananya, agenda rutin 5 tahunan tersebut akan di gelar di Komplek Masjid Al Itqon Desa Kuripan Kidul pada hari Ahad tanggal 24 Desember 2017.


Seperti diketahui bersama bahwa Konferensi MWC NU Kesugihan tahun ini, merupakan kewajiban kepengurusan MWC NU mandataris Konferensi sebelumnya, atau konferensi yang dilaksanakan kisaran tahun  2012. Pada Konferensi sebelumnya telah berhasil memilih KH. Labiburrohmat sebagai Rois Syuriyah dan Drs. Akhmad Sulman (Alm) sebagai Ketua Tanfidziyah. Pada perjalanannya, karena Drs. Akhmad Sulman meninggal dunia, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU, sehingga posisi Ketua Tanfidziyyah diberikan kepada H. Towil Al Baha, yang saat itu selaku Wakil Ketua Tanfidziyyah.

Saat ini, Pengurus MWCNU Kesugihan telah membentuk kepanitian yang diberi mandat untuk menyelenggarakan dan mensukseskan agenda tersebut. Melihat strategisnya agenda ini, baik bagi Lembaga NU,  Badan Otonom (Banom) maupun warga Nahdliyyin  di kesugihan, maka menjadi penting untuk semua elemen warga Nahdliyyin dapat turut serta mensukseskannya. Bagaimana caranya? Minimal bersama-sama mendoakan agar Musyawarah tersebut dapat berjalan dengan lancar, sukses dan tentunya menghasilkan keputusan yang membawa kebaikan untuk semua kalangan, khususnya untuk NU sendiri.

Beberapa kalangan berharap, siapapun nantinya yang terpilih menjadi Rois Syuriyah dan Ketua Tanfidziyyah, semoga kedepan kepengurusan MWC NU Kesugihan lebih solid dan lebih progresif dalam mengawal Program-programnya untuk kemaslahatan masyarakat. Terlebih MWCNU Kesugihan memiliki potensi yang besar untuk berkembang. Mulai dari ketersediaan Sumber Daya Manusia yang tersebar di 16 Desa baik yang masuk dalam jajaran struktural NU dan Banomnya maupun kultural, Jaringan Pondok Pesantren, Lembaga Pendidikan, Layanan Kesehatan, dan Potensi-potensi lainnya yang tentunya harus digarap dan dimaksimalkan dengan baik.

Mari Sukseskan 
dan 
Selamat mempersiapkan Konferensi. (123)

Sabtu, 25 November 2017

Ranting ANSOR se-Kesugihan siap di Akreditasi

Cilacap, kitaberjejak.blogspot.co.id- Setelah sukses mengikuti Akreditasi Organisasi GP ANSOR untuk tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC), GP ANSOR Kesugihan kini sedang menyiapkan diri untuk menyongsong Akreditasi ditingkat Ranting. Hal ini dilakukan mengingat Akreditasi Organisasi merupakan mandat yang harus dijalankan oleh semua kepengurusan di semua tingkatan, tak terkecuali Pimpinan Ranting sekalipun.

Visitasi Akreditasi PW GP ANSOR Jawa Tengah
di Kabupaten Cilacap
Seperti yang diketahui, Beberapa saat lalu, Pimpinan Wilayah (PW) GP ANSOR Jawa Tengah melakukan kegiatan penilaian secara sistematis dan komprehensif, dalam wujud Akreditasi Organisasi untuk tingkat kepengurusan PAC. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung PUSDIKLAT PCNU Cilacap pada tanggal 22 Oktober 2017, bertepatan dengan Peringatan Hari Santri Nasional 2017. Alhasil, PAC GP ANSOR dalam Akreditasi itu mendapat nilai A-.

Seperti yang tertuang dalam Peraturan Organisasi GP ANSOR tentang Akreditasi Organisai Gerakan Pemuda Ansor, Akreditasi merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat terhadap Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah terhadap Pimpinan Anak Cabang, dan Pimpinan Cabang terhadap Pimpinan Ranting.  Tujuan Akreditasi itu sendiri adalah untuk mengukur dan menentukan tingkat kelayakan organisasi dalam menyelenggarakan kegiatan serta untuk memperoleh gambaran tentang kinerja organisasi. Setidaknya ada 6 Program Pokok yang dinilai yaitu keberadaan program Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Amal Usaha Produktif, Kaderisasi dan Pemberdayaan Kader, Pengembangan BANSER, Struktur Kepengurusan, dan Kegiatan sosial kemasyarakat dan Kepemudaan. 6 Komponen ini harus disajikan dalam form Borang yang menjadi standar pelaksanaan Akreditasi.

“Kesugihan, pada akreditasi kemaren hanya kurang tentang catatan Amal Usaha Produktif, sehingga nilai Akreditasinya hanya memperoleh A -  saja atau masih belum sempurna. “ Ujar Ali Basroh, Ketua PAC GP ANSOR Kesugihan.

Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD),
Kaderisasi salah satu komponen yang di Nilai. 
Semangat untuk mengelola organisasi dengan tertib Administrasi yang baik coba di tularkan oleh PAC GP ANSOR Kesugihan ke seluruh jajaran Pimpinan Ranting yang ada di Wilayah Kesugihan. Tidak lama setelah Akreditasi PAC, langkah yang dilakukan oleh PAC GP ANSOR Kesugihan adalah melakukan Sosialisasi Akreditasi untuk Pimpinan Ranting melalui Rapat Koordinasi Anak Cabang yang diselenggarakan di Kompleks Masjid Al Ijtihad Kuripan. Dalam Acara yang diselenggarakan dalam Awal November tersebut, PAC GP ANSOR Kesugihan memberikan paparan tentang Pentingnya Akreditasi, Apa saja yang harus disiapkan sampai dengan memperkenalkan Form Borang Akreditasi yang harus di isi oleh Pimpinan Ranting.

Selama bulan Desember ini Pimpinan Ranting diharapkan dapat menuangkan hasil kinerjanya dalam Form Borang yang sudah dibagikan sebelumnya oleh PAC dan Pertengahan bualn Januari 2018 harapannya setiap ranting di Kesugihan sudah siap untuk menghadapi tim penilai dari cabang.
“Ranting Kalisabuk sudah mulai nyicil untuk mengisi Borang yang dibagikan, semoga akhir desember sudah lengkap.” Kata Mohammad Toha, Sekretaris GP ANSOR Ranting Kalisabuk ketika menanggapi permintaan update progres program Akreditasi Ranting dari PAC melalui Whatsapp.


Saat ini, Kesugihan telah memiliki struktur kepengurusan Ranting GP ANSOR di 13 Desa dari total 16 Desa di Wilayah Kecamatan Kesugihan. Dan semoga sesuai waktu yang ditentukan, ke 13 Pimpinan Ranting dapat menjalankan program Akreditasi yang menjadi mandat dari Peraturan Organisasi.  (123) 

Kamis, 23 November 2017

13 Peserta DIKLATSAR Banyumas, berasal dari Kesugihan.

Cilacap, kitaberjejak.blogspot.co.id- Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) Kecamatan Kesugihan, melalui Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) akan mengirimkan kader-kadernya, calon anggota BANSER, untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) BANSER di Banyumas.

Barisan Ansor Serbaguna (BANSER)
DIKLATSAR merupakan kaderisasi kedua, bagi kader-kader GP ANSOR yang hendak terjun untuk fokus menjadi bagian dari satuan BANSER. Artinya, siapapun yang memiliki keinginan untuk menjadi anggota BANSER, menjadi peserta DIKLATSAR hukumnya Fardlu ‘ain (Wajib dan bersifat pribadi yang bersangkutan). Kenapa DIKLATSAR menjadi Kaderisasi kedua? Karena memang begitu prosesnya. BANSER adalah kader inti dari GP ANSOR dan tentunya adalah bagian yang tidak terpisahkan. Sehingga untuk menjadi BANSER, setiap orang harus berikrar terlebih dahulu menjadi bagian dari GP ANSOR melalui Forum kaderisasi yang namanya Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP ANSOR. Baru setelah dinyatakan Lulus dalam PKD, dan memiliki keinginan untuk menjadi kader inti yang militan di GP ANSOR, orang tersebut dapat mengikuti kaderisasi yang kedua yakni DIKLATSAR.

Sistem kaderisasi ditubuh GP ANSOR sudah memiliki standar baku yang tertuang pada Peraturan Organisasi maupun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) penyelenggaraan Pendidikan tersebut. Sehingga, daerah penyelenggaraan kegiatan tidak menjadi persoalan. Hal itulah yang melatarbelakangi, PAC GP ANSOR Kesugihan mengirimkan kader-kadernya untuk dapat mengikuti kegiatan DIKLATSAR sampai di kabupaten Banyumas.  

Sampai hari kamis, 23 November 2017, data kader GP ANSOR Kesugihan yang masuk ke pengurus Satkoryon untuk mengikuti DIKLATSAR di Banyumas sejumlah 13 kader. Dengan komposisi, 11 dari Desa Kuripan Kidul, 2 dari Desa Menganti, dan tentunya masih memungkinkan untuk bertambah. Rencananya Peserta dari Kesugihan tersebut akan berangkat secara bersama-sama pada hari Jumat, tanggal 24 November 2017 bakda sholat jum’at, sekitar pukul 13.00 WIB.

Hadi Muatofa,
Kepala Satkoryon BANSER Kesugihan
Hadi Mustofa, selaku Kepala Satkoryon BANSER Kesugihan melalui Whatsapp menyampaikan bahwa  13 Peserta DIKLATSAR akan dilepas hari besok, melalui Apel yang rencananya akan diselenggarakan di Kuripan Kidul.

“Apel tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan calon peserta, baik kesiapan fisik mental ataupun kesiapan syarat-syarat administratif yang harus dipenuhi. Selain itu juga untuk memberikan pesan bahwa, dalam BANSER yang dikedepankan adalah semangat kekeluargaan dan kebersamaan, dimulai dari berangkat DIKLATSAR secara bersama-sama.” Ujar pria yang akrab disapa Ndan Tofa.

Untuk DIKLATSAR di Banyumas sendiri, secara teknis diselenggarakan oleh Satkoryon BANSER Kemranjen. Mengambil Lokasi di Komplek Masjid Jami’ Nurussalafiyah Gemawang, Sidamulya, Kecamatan Kemranjen. Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai jumat 24 November dan rencananya akan selesai pada hari Ahad, 26 November 2017.


Selamat mengikuti Pendidikan Sahabat, semoga jalan kita selalu mendapat Ridlo Alloh Subhanahu Wata’ala. Aamiin. (123)

ANSOR Kesugihan, Siap Gunakan Internet untuk Berwirausaha.

Cilacap, kitaberjejak.blogspot.co.id- Laju pertumbuhan teknologi bergerak sangat cepat, hampir setiap saat selalu ada teknologi baru yang dicipatkan oleh manusia. Dan ini menjadi tantangan bagi kita, terlebih anak-anak usia muda, yang hidup ditengah derasnya pertumbuhan teknologi. Jika kita tidak bisa mengikuti laju tersebut, sudah pasti akan tertinggal. Hal tersebut juga berlaku untuk organisasi atau instansi kelembagaan yang lainnya, tidak terkecuali  Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR).

Peserta Pelatihan Internet Marketing
dari GP ANSOR Kesugihan
Sebagai salah satu bagian dari organisasi sosial kepemudaan, yang sedang tumbuh dan berkembang pada era global seperti saat ini, GP ANSOR yang beranggotakan generasi milenial atau generasi muda ini, tentunya harus membekali anggotanya dengan kemampuan untuk menguasai teknologi. Saat ini yang sedang booming dan menjadi keharusan untuk mampu untuk menguasainya adalah penggunaan internet untuk mendukung segala lini kehidupan. Baik untuk kepentingan personal, untuk menunjang dunia bisnis, maupun untuk menunjang aktivitas organisasi.

Melalui Kegiatan Pelatihan Internet Marketing, yang dilaksanakan hari Rabu lalu, tanggal 22 November 2017, GP Ansor kecamatan Kesugihan mengikutsertakan 10 Kadernya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Pelatihan yang bertempat di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Cilacap ini, merupakan pelatihan pemahaman  dasar tentang teknik pemasaran dengan memanfaatkan jaringan online atau internet sebagai komponen utamanya. Sebagai penyelenggara kegiatan, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Kabupaten Cilacap, menargetkan adanya pemahaman dan keterampilan dasar kader-kader muda NU dalam penggunaan internet untuk meningkatkan aspek kehidupan dalam bidang perekonomian.
   
Bagi GP ANSOR Kesugihan Dengan melibatkan anggotannya dalam kegiatan ini, menunjukkan komitmennya dalam upaya pengingkatan kapasitas anggota, agar tidak tertinggal dengan derasnya laju teknologi. Terlebih GP Ansor Kesugihan, pada tahun 2018 memiliki gagasan yang salah satu fokusnya mengarah pada peningkatan ekonomi organisasi maupun anggoatanya. Sehingga, berbagai kesempatan yang ditawarkan untuk melibatkan GP ANSOR dalam usaha peningkatan kapasitas dalam bidang ekonomi selalu direspon baik. Salah satunya adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh LPNU ini.

Kegiatan ini menyasar kepada kader-kader muda NU, terlihat dari 49 peserta mengikutinya berangkat dari lembaga maupun Badan Otonom (Banom) yang ada di lingkugan NU. Selain dari GP ANSOR peserta yang lainnya dari Fatayat NU, para Alumni Pendidikan Kader Penggerak NU (PKPNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan beberapa kader NU lainnya yang tidak mewakili lembaga ataupu banom.

Harapannya pasca kegiatan pelatihan ini, PCNU Cilacap melalui LPNU, dapat memiliki wadah untuk anggotanya yang bergelut dalam dunia kewirausahaan, terutama yang memanfaatkan internet dalam melakukan usahanya. Wadah tersebut dapat berupa sebuah komunitas maupun sebuah forum Ikatan para Marketing yang berangkat dari kalangan Nahdliyin.


Di GP ANSOR Kesugihan sendiri, para kadernya yang dikirim untuk mengikuti pelatihan tersebut diharapkan dapat menginisiasi gagasan ataupun melahirkan aktivitas usaha yang mengarah pada kegiatan alternatif untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi anggotanya maupun lembaganya. Semoga.. (123)

Selasa, 21 November 2017

BANSER menggeruduk Pengajian (?)

Cilacap, kitaberjejak.blogspot.com - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Jawa Tengah menggelar Bahtsul Masail pada Senin, 20 November 2017. Bertempat di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumadin Kesugihan Cilacap, kegiatan yang di ikuti oleh seluruh perwakilan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se Jawa Tengah digelar.

Suasana Bahtsul Masail PWNU Jawa Tengah
sumber : nujateng.com
Bahtsul Masail merupakan kegiatan yang akrab di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), sebagai tradisi intelektual  yang sudah berlangsung sangat lama. Bahkan sebelum Nahdlatul Ulama itu lahir menjadi organisasi formal, praktek bahtsul masail telah ada lebih dulu ditengah masyarakat. Sampai saat ini tradisi Bahtsul masail masih tetap di praktekkan oleh NU untuk merespon dan memberikan solusi problematika aktual yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak tanggung-tanggung, NU membentuk lembaga khusus untuk mengurusi kegiatan Bahtsul Masail yang dikenal dengan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU).

Dalam Bahtsul masail kali ini, salah satu persoalan sosial yang diangkat untuk dibahas adalah tentang hukum dari Monopoli frekuensi publik, “Ini persoalan yang sangat krusial, yang seharusnya pemerintah bisa mengatur ulang. Jika regulasi belum bisa menjerat orang-orang yang memonopoli, maka rekomendasi kami yang berdasarkan pada hukum Islam bisa dijadikan pertimbangan. Seharusnya dalam memahami regulasi jangan secara tekstual, tapi memperhatikan filosofi hukumnya juga,” jelas Dewan Perumus Bahtsul Masail, Hudallah Ridwan sepeti yang dilansir melalui nujateng.com. Para kyai utusan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se Jawa Tengah sepakat untuk menetapkan hukum haram terhadap persoalan sosial tersebut.

BANSER Kesugihan turut mensukseskan kegiatan
Bahstul Masail PWNU Jawa Tengah
Sebagai kegiatan ke-NU-an yang diselenggarakan, selain melibatkan para kiyai dan pengasuh pondok pesantren maupun para intelektual-intelektual yang fasih membicarakan soal agama, panitia Bahtsul Masail ini juga melibatkan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) sebagai pihak yang berperan dalam suksesnya penyelenggaraan acara. Terutama untuk memastikan ketertiban dan keamanan kegiatan, sehingga para peserta yang hadir dapat fokus mengikuti seluruh rangkaian acara tanpa harus mengkhawatirkan keamanannya.

Seperti yang diketahui banyak pihak, BANSER juga dikenal dengan Tentaranya Nahdlatul Ulama atau biasanya disingkat dengan TNU (Tentara Nahdlatul Ulama). Kenapa demikian? Karena BANSER merupakan Kader inti Gerakan Pemuda ANSOR, sebagai wadah kader-kader muda NU, yang dibentuk dan dididik dengan pola pendidikan kader yang semi militer, ditempa dalam pendidikan yang berorientasi pada kekuatan fisik dan mental. Tak heran jika kemudian seragamnya juga hampir mirip dengan Tentara, yaitu Doreng. Lantas apa yang membedakan TNU dan TNI? Keduanya sama-sama memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, sama-sama memiliki komitmen yang sama untuk menjaga tegak dan utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perbedaannya adalah disamping menjaga NKRI, TNU atau BANSER juga menjadi garda depan dalam menjaga para alim ulama, para kyai Nahdlatul Ulama. Dimana ada majelis atau forum pengajian yang mengisi adalah kyai atau Ulama yang menyejukkan ummat, tidak meresahkan ummat, bisa dipastikan di majelis tersebut selalu ada BANSER. Karena itu adalah komitmen dan tugas utama BANSER sebagai Benteng Ulama.

Dalam kesempatan ini, karena kegiatan bertempat di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumadin kecamatan Kesugihan, sehingga BANSER yang dilibatkan dalam menjaga dan mengawal kegiatan adalah dari  Satuan Koordinasi Rayon (SATKORYON) BANSER Kesugihan. Dibawah Komando dari Kepala Satkoryon BANSER Kesugihan, Hadi Mustofa, lebih dari 50 Anggota BANSER dilibatkan dan disiagakan mengawal ketertiban dan keamanan kegiatan. Yang terbagi dalam beberapa titik keamanan. Mulai di arena utama kegiatan, ditempat menginap para peserta dari Pengurus Wilayah NU maupun di pinggir-pinggir jalan raya dan pintu gerbang utama Pesantren. BANSER sendiri sudah stanby di arena bahtsul masail mulai dari tanggal 19 November malam, tentunya sampai seluruh rangkaian kegiatan selesai yaitu malam Selasa, 20 November 2017.

Perlu diketahui, bukan baru kali ini saja BANSER menggeruduk untuk menjaga pengajian atau forum-forum keagamaan. Seperti yang saya sampaikan diatas, BANSER hampir selalu ada ketika ada forum yang dihadiri oleh kyai-kyai NU. Di Pondok Pesantren Al Ihya Ulumadin sendiri, dipastikan setiap majelis pengajian Kliwonan selalu ada BANSER yang bertugas mengawal. Setiap peringatan Hari Ulang Tahun (HAUL) Pondok pesantren juga pasti ada BANSER yang turut mengawal. Dan meskipun sebagai tenaga yang bertanggungjawab terhadap keamanan dan ketertiban, dalam forum-forum pengajian atau kajian keagamaan, BANSER didik untuk tidak pernah berharap dapat imbalan berupa uang bayaran atau istilah yang lainnya. BANSER melakukan semua itu dengan penuh keikhlasan dan hanya mengharap Ridlo Alloh subhanahu wata’ala. Kalaupun ada yang memberi imbalan dalam bentuk apapun, itu dianggap sebagai Bonus yang harus disyukuri. Wallohu A’lam bishowab (123)

Pemuda Kuripan Kidul, Ikrar Setia Bela NKRI.

(19/11), Gerakan Pemuda Ansor se Kecamatan Kesugihan menggerudug Balai Desa Kuripan Kidul pada Minggu, 19 November 2017. Bukan untuk membubarkan pengajian, namun kader muda NU ini berkumpul untuk melakukan pertemuan rutin Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) se Kesugihan. Sebagai kader Inti dari GP ANSOR, BANSER memang didorong untuk lebih aktif dalam berkegiatan dibanding kader ANSOR yang lainnya. Kegiatan rutinan ini merupakan kegiatan yang kerap dilaksanakan setiap selapanan sekali, atau setiap hari minggu Pon. Untuk tempatnya selalu berkeliling dari satu desa ke desa yang lainnya. Tempatnya juga bebas, tidak harus di masjid, di rumah anggota yang agak luas atau di tempat umum juga tidak menjadi soal.

Pertemuan Rutin merupakan agenda formal yang kerap dilakukan oleh BANSER untuk melakukan koordinasi antar satuan di bawah komando Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon). Disamping sebagai ruang untuk koordinasi, pertemuan seperti ini juga untuk melakukan penguatan dan doktrinasi, baik penguatan tentang keagamaan maupun penguatan tentang nilai-nilai kecintaan terhadap tanah air. Tidak heran jika setiap Anggota BANSER memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengucapan Sumpah Janji Pengurus GP ANSOR
Ranting Desa Kuripan Kidul

Untuk pertemuan BANSER kali ini, berbeda dengan pertemuan rutin biasanya. Karena pada kesempatan ini dibarengi juga dengan prosesi Pelantikan Pengurus Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa Kuirpan Kidul. Sebuah prosesi pengucapan sumpah janji untuk bersedia menjalankan roda organisasi sesuai dengan mekanisme dan aturan organisasi untuk 1 masa khidmat. Tidak hanya Bersumpah untuk bersedia menjalankan mandat organisasi, Pengurus ANSOR juga bersumpah untuk bersedia menjunjung tinggi Ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah, Ideologi Pancasila dan bersedia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sahabat H. Aid Mustaqim, Ketua Pokjaluh Cilacap
Hadir dalam kesempatan tersebut, H. Aid Mustaqim, Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Cilacap, yang juga memiliki kedekatan dengan GP ANSOR. Mantan Ketua GP ANSOR Kabupaten Wonosobo ini diberi kesempatan untuk memberikan motivasi dan arahan kepada segenap pengurus terlantik dan Kader Ansor yang hadir. Dalam penyampainnya, Aid Mustaqim menyampaikan bahwa sebagai kader organisasi, kita harus bersedia bekerja untuk organisasi dengan penuh ikhlas, jangan sekali-kali mempersoalkan jabatan apa yang melekat dalam diri kita di organisasi tersebut. Karena antar kita, apapun jabatan di organisasinya, memiliki kapasitas dan karakter yang berbeda-beda, yang saling melengkapi satu sama lain. Dan kapasitas dan karakter yang berbeda-beda tersebut semuanya dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai kejayaaannya. Sekali kita mempersoalkan jabatan, hancurlah organisasi ini.

Selain motivasi tentang militansi organisasi dari Aid Mustaqim, para kader dan pengurus terlantik juga mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Kuripan Kidul, Bejo Parmin. Bahkan Kepala Desa berharap agar GP ANSOR Kuripan Kidul untuk berkenan menjadi mitra dalam mengawal proses pembangunan di desa, sehingga program-program pembangunan di desa dapat berjalan baik yang muaranya adalah untuk kesejahteraan masyarakat desa kuripan kidul.

Bersalam-salaman dengan iringan sholawat Nabi menutup seluruh proses kegiatan yang tanpa henti dibalut dengan guyuran hujan ini. Seluruh kader kembali ke rumah masing-masing, berkumpul kembali dengan masyarakat setelah mendapat tambahan semangat, bahwa berorganisasi adalah ruang pembelajaran, dan hidup bermasyarakat adalah ruang untuk mengaplikasikannya. (123)