Selasa, 13 November 2018

726 Anggota Baru bergabung di Semester Awal.


Cilacap (kitaberjejak.blogspot.co.id) - Semenjak Konferensi Cabang (Konfercab) pada April 2018 yang lalu, tampuk Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Cilacap dipegang oleh Aliman, kader GP Ansor dari Kecamatan Binangun. Terhitung sejak bulan Mei hingga Oktober ini, Kepemimpinan PC GP Ansor dibawah kendali Aliman sudah berjalan 6 (enam) bulan. Dalam satu periode kepengurusan PC GP Ansor, organisasi memberikan waktu 4 tahun untuk membuktikan kinerja pengabdiannya. Dan kiranya, enam bulan merupakan masa-masa penataan dan penyesuaian bagi sebuah kepengurusan beserta seluruh perangkatnya.  
Dalam pantauan redaksi kitaberjejak, dalam enam bulan pertama, perjalanan GP Ansor dibawah kepemimpinan Aliman telah menjalankan beberapa agenda diantaranya 

1.  Pengkaderan

Dalam periode Mei sampai Oktober 2018, kegiatan pengkaderan di lingkungan GP Ansor Cilacap, yang meliputi Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) maupun Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar), massif dilaksanakan dibeberapa titik. Diantaranya yaitu di Kecamatan Patimuan yang sukses melaksanakn PKD dan Diklatsar secara bersamaan, Kecamatan Cipari melaksanakan PKD dan Diklatsar, PKD di Gandrungmangu, Diklatsar di Kampunglaut, Diklatsar di Kroya, PKD dan Diklatsar serta Pembaretan di Cilacap Utara, dan yang terakhir PKD di Bantarsari. Dari kegiatan pengkaderan formal di 7 Kecamatan tersebut, dalam enam bulan ini sedikitnya GP Ansor Cilacap telah memiliki 726 Kader baru yang berikrar untuk aktif dalam seluruh kegiatan dan agenda GP Ansor.
Selain pengkaderan yang dilaksanakan di Wilayah kabupaten Cilacap, PC GP ansor Cilacap juga mengirimkan kader-kadernya untuk mendapatkan peningkatan kapasitas, dengan mengikutsertakan kader tersebut dalam kegiatan pengkaderan tingkat lanjut di kabupaten lain. Sebut saja PKL dan Susbalan di Wonogiri, Diklatsus di Jepara, Diklatsus Nasional Basada di Banyumas.

2.  Konsolidasi Organisasi

Selain agenda pengkaderan, agenda wajib yang harus diselenggarakan oleh sebuah organisasi adalah Konsolidasi. Baik yang sifatnya Formal struktural dalam bentuk rapat-rapat maupun konsolidasi yang bersifat kultural dalam bentuk majelis kopi. Jika pengkaderan dianalogikan sebagai ruhnya organisasi gerakan, maka konsolidasi adalah jasadnya. Jasad adalah sesuatu yang nampak, yang keberadaannya dapat dilihat dan dirasakan, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh yang lainnya.
Untuk konsolidasi yang bersifat formal struktural, PC GP Ansor Cilacap telah mengikuti lebih dari 5 Rakor di PW GP Ansor Jawa Tengah, dengan agenda yang berbeda-beda. Yaitu tentang Kaderisasi, Cyber Media, Posko Mudik dan Kirab Satu Negeri (KSN). Mengikuti Forum-forum musyawarah yang di gagas oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap, yang meliputi Rapat Pleno PCNU, Musyawarah Kerja Cabang PCNU, dan Persiapan Hari Santri Nasional 2018. rapat-rapat yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah daerah misalnya adalah Mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Ormas se Cilacap oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap, Mengikuti Apel dalam rangka Hari Anti Narkotika Internasional oleh BNNK Cilacap, Mengikuti Pembukaan kegiatan dalam rangka Hari Lahir KNPI Cilacap, mengikuti FGD Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, mengikuti Pembinaan Organisasi Kepemudaan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap dan melakukan Audiensi dengan Bupati Cilacap di ruang kerja Bupati.
Mako Kemerdekaan, bareng Savic Ali
(Direktur NU Online).
Sedangkan untuk konsolidasi kultural, PC GP Ansor mempopulerkan istilah MAKO. Mako merupakan Akronim dari Majelis Konsolidasi, namun lebih jamak mengenalnya dengan akronim dari Majelis Kopi. Yang ditawarkan dalam Mako adalah konsep non formal, kultural, santai dan silaturohim, yang diselingi dengan pelbagai perbincangan dengan bobot beraneka macam.

3. Tata Kelola Administrasi dan Informasi Organisasi

Untuk pencapaian kinerja kepengurusan dalam Tata Kelola dan Penataan organisasi meskipun belum berjalan maksimal, setidaknya dalam 6 bulan ini PC GP Ansor telah mencoba melakukan beberapa hal yang arahnya untuk penataan organisasi, baik dari sisi Adminitrasi, pemberdayaan potensi pengurus dan pengawalan implementasi PD PRT GP Ansor. Diantaranya adalah menyusun struktur Kepengurusan PC GP Ansor Periode 2018-2022 melaui tim formatur mandataris Konfercab, mengajukan legalitas organisasi kepada Pimpinan Pusat, dan menggagas adanya sinkronisasi ke Administrasian, terutama Administrasi antara PC GP Ansor dengan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Barisan Ansor Serbaguna. Namun gagasan ini sampai bulan ke enam perjalanan kepengurusan PC GP Ansor Cilacap belum dapat terlaksana.
Dalam hal pengelolaan Informasi, PC GP Ansor pada periode ini telah memiliki akun resmi sosial media yang dapat diakses oleh publik. Platform media sosial yang digunakan meliputi Facebook, Instagram dan Twitter.
Kenapa memilih ketiga Platform media sosial tersebut? karena menurut Sri Widowati, Country Director Facebook Indonesia melalui detik.com disampaikan bahwa pengguna aktif facebook di dunia saat ini mencapai 2 miliar, dan indonesia menyumbang 115 juta pengguna. Selanjutnya, untuk Instagram di Indonesia setiap bulannya digunakan oleh 45 juta pengguna.
Melihat data-data tersebut PC GP Ansor menyimpulkan bahwa ketiga platform media sosial ini adalah media yang familiar ditengah masyarakat, dan tentunya merupakan media yang tepat untuk digunakan dalam memberikan dan menyebarluaskan  informasi kepada publik.
Berikut adalah ketiga akun resmi media sosial PC GP Ansor kabupaten cilacap, untuk Facebook akunnya adalah ansor cabang cilacap , Instagram  @ansorcilacap dan untuk Twitter @ansorcilacap1.
Poster Ajakan Menghindari HOAX

Selain pencapaian tersebut, tentunya dalam enam bulan pertama perjalanannya, PC GP Ansor Cilacap menemukan berbagai tantangan, nampaknya ulasan ini terlalu panjang jika disambung dengan berbagai tantangan yang dihadapi PC GP Ansor dalam enam bulan pertamanya. Jadi semoga saja redaktur kitaberjejak masih konsisten dan berbaik hati untuk mengulas beberapa tantangan yang ditemui oleh PC GP Ansor Cilacap dalam enam bulan perjalannya. Dan perlu dipahami, ulasan ini murni lahir dari sudut pandang tim redaksi kitaberjejak.

Selasa, 31 Juli 2018

Agustus, Banser Cilacap Gelar Diklat di Kampung Laut.


Cilacap, www.kitaberjejak.blogspot.com – Sebagai kecamatan paling muda di Kabupaten Cilacap, Kampung laut tentunya memiliki sisi-sisi yang berbeda dan menarik dibanding dengan kecamatan lainnya di Cilacap. Nyatanya memang demikian, setiap ada kabar apapun yang berkaitan dengan kampung laut selalu menjadi buah bibir, seolah kampung laut itu adalah sebuah magnet yang memiliki daya tarik besar. Apapun yang berkaitan atau dekat dia, langsung menyedot perhatian khalayak.

Hal ini juga terjadi di lingkungan Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) kabupaten Cilacap.  Akhir-akhri ini Kasak-kusuk tentang kampung laut hampir nyaris selalu ditemukan dalam majelis-majelis kopi yang didalamnya ada anggota Ansor Bansernya. Karena dalam waktu dekat di Kampung Laut akan segera dilaksanakan Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) untuk yang pertama kalinya.

Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
Diklatsar Kampunglaut rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 24, 25, dan 26 Agustus 2018. Tidak seperti umumnya Diklatsar, Diklatsar Kampunglaut akan menggunakan sistem Nomaden, atau berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain. sedikitnya ada 3 lokasi yang sudah disiapkan oleh panitia untuk menyelenggarakan Diklatsar ini, yaitu SMP Maarif, Balaidesa Panikel dan satu tempat di Dusun Karanganyar Desa Ujung Gagak.

Diklatsar Kampung laut ini terbuka untuk umum, yang memenuhi syarat tentunya, beberapa diantaranya adalah pemuda sehat jasamani rohani yang berusia antara 20 – 35 tahun, telah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) GP ANSOR dan tentunya mendapat rekomendasi dari Pimpinan Ranting atau Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor, jika dari Luar Kabupaten Cilacap.

Pada Bulan Agustus ini, tidak hanya kampung laut yang menyelenggarakan Diklatsar atau pendidikan dasar untuk kader Ansor Banser, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda Ansor Gandrung Mangu juga menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) pada tanggal 3, 4, dan 5 Agustus 2018 di MI Miftahul Falah, Karanganyar, Gandrung mangu. Untuk dapat mengikuti PKD ini, apa saja yang diperlukan, dapat dibaca melalui poster berikut.
Poster PKD Gadrungmangu

Di Cilacap bagian Timur, Tepatnya di Kecamatan Kroya, diselenggarakan juga Diklatsar Banser yaitu pada tanggal 31 Agustus, 1, 2 September 2018. Untuk lokasinya, informasi terakhir akan dilaksanakan di Desa Karangmangu Kroya.

Agustus ini nampaknya akan menjadi bulan yang cukup sibuk bagi Ansor Banser di Kabupaten Cilacap, karena selain menyelenggarakan Diklatsar dan PKD tentunya pada bulan Agutus juga ada agenda –agenda yang bersifat rutinitas tahunan, untuk mengisi dan memeriahkan perayaan Ulang Tahun Republik Indonesia.

Saya kira semuanya dalam rangka untuk mengisi kemerdekaan, Ansor Banser mengisinya dengan menggunakan media Pendidikan Kader, menanamkan rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan kepada anggota-anggoatanya, dan masyarakat umum mengisi kemerdekaan dengan cara menyelenggarakan berbagai kegiatan yang penuh sukacita dan keakaraban, untuk mengeksrepesikan bahwa kita telah Merdeka. (123)

Minggu, 29 Juli 2018

Gus Mujib : Ansor Banser harus Kuasai Media Sosial.

Adipala, www.kitaberjejak.blogspot.com – Dalam arahan yang disampaikan di depan peserta Apel Ansor Banser Cilacap, pada ahad 29 Juli 2018, Mujiburrohman Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Menyampaikan bahwa Ansor banser hari ini harus melek teknologi, jangan sampai ada kader yang gagap teknologi (Gaptek). Kenapa? Menurut Gus Mujib, sapaan akrabnya, Karena medan pertempuran dan lahan dakwah Ansor Banser hari ini bukan hanya di kampung-kampung, bukan hanya di masjid atau mushola, namun juga di dunia maya, melalui Media Sosial.

“Selama ini golongan diluar kita, yang ingin mengganti bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang merongrong kedaulatan indonesia, memanfaatkan keberadaan Media sosial untuk menyebar propaganda dan paham-pahamnya.” Terangnya.

Mujiburrohman, Ketua PP GP Ansor
Sebagai kader Asli Banyumas yang masuk dalam jajaran ketua di Pimpinan Pusat GP Ansor, Gus Mujib memang sangat konsen terhadap issue pemanfaatan media sosial sebagai alat dakwah dalam menyebarkan paham islam yang ramah dan Wawasan cinta tanah air. Mengingat selain karena Media sosial itu sudah menjadi hal yang familiar dan paling dekat dengan masyarakat belakangan ini, juga karena jumlah kader Ansor Banser, yang notabene sudah selesai dalam pemahaman Islam ramah dan soal kebangsaan, itu jumlahnya sangat banyak dan sangat memungkinkan untuk membuat gerakan yang massif dalam menyebarkan paham-paham tersebut. Hal inilah yang selalu beliau sampaikan dalam setiap kesempatan bertemu dengan kader-kader Ansor banser di daerah-daerah.

“Kalau kader Ansor Banser sudah menguasai medan dakwah media sosial, saya meyakini, bahwa Kedaulatan NKRI tetap terjaga, keindahan Islam yang ramah tetap lestari di Bumi Pertiwi. “ Ujar Gus Mujib.

Untuk menindaklanjuti arahan Gus Mujib tersebut, Banyumas dan Cilacap mulai meningkatkan intensitas komunikasi untuk membuat gerakan bersama pada ruang pemanfaatan Media Sosial. Misalnya adalah melanjutkan gagasan tentang memasukkan materi tentang Media Sosial dalam setiap pendidikan kader bagi Ansor Banser di Banyumas dan Cilacap. Gagasan tersebut sudah dimulai ketika Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) di Binangun beberapa waktu lalu, dengan memasukkan masteri tentang Cyber Media dan yang menjadi pemateri adalah sahabat-sahabat dari Banyumas.

Senada dengan Gus Mujib, Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Faisal Riza juga menyampaikan pentingnya membuat gerakan bersama dalam memanfaatkan media sosial. Melalui sambungan pribadi whatsapp, Faisal mengarahkan agar Banyumas dan Cilacap dalam waktu dekat untuk berkumpul mendiskusikan gerakan bersama soal pemanfaatan media sosial.

“Sebagai sebuah Gerakan, kita harus selalu satu Komando dan Satu Barisan, sehingga soal Media Sosial ini juga harus satu barisan. “ Terang pria Banjarmasin yang kini menjadi warga Banyumas ini. (123)

Ngader, GP Ansor Cilacap Kirim Bapak dan Anak ke Wonogiri


Wonogiri, www.kitaberjejak.blogspot.co.id – Pada Jumat (27/7) dini hari,  Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Cilacap bertolak ke dari Cilacap ke Wonogiri. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengirimkan Kadernya, mengikuti Pendidikan Kaderisasi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah GP ANSOR Jawa Tengah yang berlokasi di Kabupaten Wonogiri.

Mengantarkan 4 Kader GP Ansor Cilacap
Untuk ikut PKL dan Susbalan di Wonogiri
Ke-empat kader tersebut masing-masing adalah 1 orang bernama Mahmudin dari Gandrungmangu Cilacap, mengikuti Kursus Banser Lanjutan (SUSBALAN), Yaitu Pendidikan kebanseran tingkat lanjut. Dan 3 orang masing-masing Haris Kusnandar, Muhammad Alfan Baihaqi, asal keduanya dari Kroya yang juga merupakan Bapak dan anak yang dikirim untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) bersama dengan Arif Bahaudin dari Karangpucung.

Kegiatan PKL dan SUSBALAN di Wonogiri sendiri berlangsung mulai tanggal 27 sampai 29 Juli 2018 yang bertempat di Padepokan Daarussalam, Wonogiri.  Sebuah tempat, yang menurut pandangan redaksi kitaberjejak, strategis untuk digunakan sebagai tempat pelaksanaan pendidikan kader. Kenapa strategis? 1 hal yakni Jauh dari keramaian Karena untuk sampai dilokasi, harus melewati bentangan hutan yang cukup luas dengan medan jalan yang naik turun, dan tentunya kondisi di lokasi cukup kondusif dengan fasilitas yang disediakan. Kiranya peserta dapat melakukan kegiatan secara fokus dan penuh hidmat.

Pengiriman 4 kader ini merupakan bagian dari ikhtiyar yang dilakukan oleh PC GP Ansor Cilacap dalam melaksanakan perintah Ketua Umum Pimpinan Pusat GP ANSOR, H. Yaqut Cholil Qoumas. Perintah tersebut yaitu GP Ansor harus Ngaji, Ngader dan Makaryo. Dan mengikutkan kadernya dalam kegiatan PKL dan SUSBALAN di Wonogiri ini merupakan salah satu bentuk Ngader yang dilakukan oleh PC GP Ansor Cilacap.

Harapannya sepulang dari mengikuti pendidikan kader, kapasitas kader PC GP Ansor meningkat, terutama dalam penguasaan materi-materi yang diterima dalam kegiatan pendidikan tersebut. sejalan dengan meningkatnya kapasitas kader, diharapkan semakin memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan organisasi. (123)

Bariskan Kadernya, GP Ansor Cilacap Respon Sentimen Kebangsaan

Adipala, kitaberjejak.blogspot.co.id – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Cilacap, Ahad 29 Juli 2018, menggelar Silaturohim dalam kemasan acara berbentuk Apel Bersama GP Ansor dan Banser. Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Adipala dan diiktui oleh kader-kader GP Ansor dan Banser dari beberapa kecamatan, diantaranya dari Nusawungu, Binangun, Kroya, Adipala, Sampang, Maos dan beberapa kecamatan sekitarnya.

Inspeksi Peserta oleh Inspektur Apel
Selain dari GP Ansor dan Banser, terlihat juga dalam barisan, peserta apel dari Muslimat NU, Fatayat NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama, Perwakilan dari Pengurus Ranting NU dan ormas kepemudaan Pemuda Pancasila.


Bertindak sebagai Inspektur Apel, ‘Aliman (34) Ketua PC GP Ansor Cilacap menyampaikan bahwa setidaknya ada 5 Sikap yang diambil oleh GP Ansor Cilacap, dalam merespon dinamika bangsa yang belakang muncul yaitu :

1. Gerakan Pemuda Ansor selalu siap sedia untuk mendukung negara dalam melawan segala bentuk Intoleransi, Radikalisme dan rongrongan berbagai pihak yang bermaksud merobohkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dulu kyai-kyai Nahdlatul Ulama mempertaruhkan jiwa raga untuk turut serta memerdekakannya. 

2. Perjuangan melawan berbagai rongrongan tersebut, adalah perjuangan semesta, Yakni perjuangan di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. GP Ansor Kabupaten Cilacap  akan selalu hadir dan berupaya maksimal dalam perjuangan tersebut.

3. Menempatkan 3 Prinsip Gerakan Ala Ansor yakni Ngaji, Ngader, dan Makaryo sebagai pilar untuk menopang dinamika organisasi dan sebagai semangat dalam menunjukkan bukti kecintaan kader terhadap NKRI. Kader ANSOR harus Ngaji, yakni Selalu berupaya untuk Belajar dan memperdalam ilmu kepada Kyai dan guru yang memiliki sanad keilmuan dan wawasan kebangsaan yang jelas. Kader ANSOR harus Ngader, yakni Menjalankan aktivitas yang memiliki orientasi dalam berjalannya kaderisasi, untuk menunjang dan memastikan keberlanjutan organisasi. Dan sebagai Kader Ansor juga harus Makaryo, Mewujudkan kemandirian kader dan organisasi dalam mencukupi kebutuhan Ekonomi.

4. Pimpinan Cabang GP Ansor Cilacap Menghimbau kepada seluruh elemen bangsa, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk selalu menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam suasana yang damai dan saling menghargai perbedaan, terutama menjelang dan saat berlangsungnya Pemilihan Umum.

5. Dan yang terakhir, Seluruh kader GP Ansor di Kabupaten Cilacap, dengan segenap daya dan upaya, Siap mengawal dan melaksanakan seluruh instruksi dari Pimpinan Gerakan Pemuda Ansor demi kemaslahatan masyarakat.

Selain para peserta apel, Hadir juga menempati kursi tamu undangan dalam Apel tersebut diantaranya adalah KH Imam Tobroni, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cilacap, KH Sahal Adzkiya Rois Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Adipala, Mujiburrohman, Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, H. Faisal Riza Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah dan beberapa tokoh dari lintas sektor dan lintas daerah.
GP Ansor Cilacap Satu Barisan dan Satu Komando

Di Penghujung acara, Aid Mustaqim, Mantan Ketua PC GP Ansor Wonosobo, memberikan orasi kebangsaan, menyulut kembali kobaran sentimen kebangsaan dan soliditas gerakan dengan mengajak seluruh kader GP Ansor untuk solid, satu barisan dan satu komando dalam mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Sudah saatnya GP ANSOR untuk Solid Satu Barisan, satu komando untuk memenangkan pertempuran di berbagai lini kehidupan, demi tegak dan utuhnya Ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah An Nahdliyah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Pungkasnya. (123)

Minggu, 27 Mei 2018

Pesan Rois Syuriah PCNU Cilacap Untuk GP ANSOR

Kroya, www.kitaberjejak.blogspot.co.id, - Sudah sepekan lalu, Selasa (22/5) sejumlah kader Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) Kabupaten Cilacap mendatangi kediaman KH. Suada Adzkiya, Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cilacap.

Kegiatan mengunjungi kediaman untuk menghadap Rois Syuriah seperti ini merupakan kegiatan yang lazim dilakukan di lingkungan Nahdlatul Ulama, ada ataupun tidak ada kepentingan, Sowan kepada Kyai seakan menjadi hal yang wajib. Terlebih, Rois Syuriah merupakan pucuk pimpinan tertinggi di Nahdlatul Ulama.
Rois Syuriah
Bersama GP Ansor Cilacap

Dalam sowan tersebut, ada beberapa hal yang disampaikan oleh Rois Syuriah kepada GP ANSOR, sebagai kader-kader Muda NU, diantaranya :

1. Perkuat Aqidah
Mbah Su’ada, Panggilan Rois Syuriah, membaca bahwa kondisi zaman sudah banyak berubah. Tantangan Nahdlatul Ulama Kedepan tidak semakin ringan, justru sebaliknya. Salah satu tantangan tersebut adalah adanya paham-paham lain yang mepertentangkan tradisi dan amalan-amalan yang selama ini dipegang teguh oleh Kalangan Nahdliyin, misalnya adalah tentang Tahlilan, Ziarah Kubur, Tradisi 7, 40, 100 hari Orang yang meninggal dan tradisi-tradisi lainnya yang selama ini di laksanakan oleh kalangan Nahdliyin. Kalangan muda NU, sebagai generasi penerus harus paham tentang dasar hukum dari amalan-amalan yang dilakukan oleh NU. Sehingga pesan pertama mbah suada adalah GP ANSOR harus dapat menjadi ruang yang memberikan penguatan-penguatan terhadap kadernya dalam pemahaman akidah Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah.

2. Berkhidmat sesuai dengan Wilayahnya masing-masing.
Pesan kedua adalah tentang motivasi dari mbah suada kepada generasi muda NU untuk berkhidmat pada wilayahnya masing-masing. Hal ini sekaligus menjadi ajakan untuk bersinergi bersama dengan PCNU dalam membesarkan NU di Cilacap. Sebagai Wadah bagi Pemuda dan calon penerus NU, GP ANSOR diharapkan untuk dapat menggarap secara maksimal seluruh potensi yang dimiliki oleh para kader-kader muda NU, agar kedepan ketika sudah masuk usia NU, kader-kader tersebut sudah siap untuk berkhidmat secara maksimal di NU sesuai dengan  potensi kader dan kebutuhan NU.

3. Taati Aturan yang berlaku
Rois Syuriah paham sekali kepentingan para pemuda NU dalam melakukan sowan kepada beliau. Disamping bersilaturohim, GP ANSOR ini memang memiliki misi untuk mendapatkan restu, dukungan dan masukan dari Rois Syuriah dalam menjalankan kepengurusan Pimpinan Cabang GP ANSOR pasca Konferensi Cabang (Konfercab) GP ANSOR di Sidareja, pada bulan april lalu. Sehingga tidak heran, mbah suada berpesan untuk memegang teguh apa yang telah menjadi aturan organisasi. GP ANSOR memiliki aturan yang baku, yang menjadi pijakan dalam menyelenggarakan organisasi disemua tingkatan, yaitu Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi GP ANSOR. “Mari bersama-sama menaati dan melaksanakan aturan yang sudah disusun bersama-sama untuk kebaikan organisasi.” Pesannya. 

4. Ambil sisi positif dari segala sesuatu.
Hal ini karena mbah suada memandang GP ANSOR dalam merespon kegiatan pendidikan kader yang dilakukan oleh PCNU kurang maksimal. Sebut saja Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), yang selama sudah dilaksanakan disemua Majelis Wakil Cabang (MWC). Menurut mbah suada, GP ANSOR kurang antusias dengan kegiatan tersebut. Sehingga beliau berpesan, bahwa PKPNU adalah kegiatan yang memiliki sisi positif yang baik untuk menanamkan dan meningkatkan militansi kader terhadap Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, sehingga GP ANSOR sebagai bagian dari NU dan juga memiliki kader yang banyak, diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam PKPNU tersebut.
Dalam kesempatan baik tersebut, GP ANSOR juga memberikan masukan tentang posisi PKPNU diantara Pendidikan kaderisasi yang selama ini dilakukan oleh Badan Otonom NU.  GP ANSOR memandang perlu adanya penegasan dari para pihak yang terlibat dalam PKPNU, terutama PCNU bahwa Hasil dari PKPNU adalah dalam bentuk tumbuh dan meningkatnya Ghirah kader dalam ber Nahdlatul Ulama. Dan mestinya, jika kader GP ANSOR yang telah mengikuti PKPNU, lebih militan dalam ber ANSOR. Namun yang terjadi, PKPNU malah terkesan menjadi lembaga sendiri, membuat ruang-ruang sendiri. Harapan GP ANSOR bahwa PKPNU adalah Ruh yang menggerakkan kader untuk lebih militan, sedangkan Jasadnya tetap Badan Otonom dan Lembaga NU yang ada. Jika hal demikian yang terjadi, PKPNU ruh dan Banom Jasadnya, maka bukan tidak mungkin PC GP ANSOR siap untuk menyelenggarakan kegiatan PKPNU untuk seluruh kader-kader GP ANSOR di seluruh kabupaten cilacap berikut Barisan Ansor Serbagunanya.

Setidaknya empat point tersebut yang menjadi pesan rois syuriah, yang mampu tertangkap oleh tim kitaberjejak, dalam mengikuti GP ANSOR Cilacap bersilaturohim kepada Rois Syuriah PCNU Cilacap.
Wallohu A'lam. 

Senin, 07 Mei 2018

Mereka ber-NU dengan Riang Gembira.


Adipala, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sudah Sepekan, Gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap tahun 2018, telah usai digelar pada minggu malam, 29 April 2018. dengan puncak acara Pemilihan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk masa Khidmat 2018 – 2023. Terpilih kembali KH. Su’ada Adzkia sebagai Rois Syuriah dan KH. Drs. Nasrulloh Muchson sebagai Ketua Tanfidziyyah, dengan proses dan serangkaian kegiatan konfercab yang menurut pengamatan redaksi berjejak penuh dengan Riang gembira.
Ekspresi Peserta,
dalam Pembukaan Konfercab NU Cilacap 2018 

Bagaimana tidak riang gembira, dilihat dari postur rangkaian kegiatan, Konfercab ini lain dari pada yang lain. Bahkan Marsudi Suhud, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak canggung-canggung berseloroh dihadapan peserta konfercab dengan mengatakan Konfercab NU Cilacap itu Konfercab rasa Muktamar. Artinya tingkat keseriusan penyelenggaraan konfercab ini sudah paripurna.

Bagi saya, konfercab ini mencerminkan antusiasme masyarakat NU cilacap dalam berkhidmat dan bergabung dengan NU. Semakin kualitas penyelenggaraan konfercab yang baik, dan bahkan ada yang menyebutnya sudah berasa seperti Muktamar, artinya bahwa para pihak yang terlibat untuk mensukseskan kegiatan ini memang sangat cinta terhadap NU. Kata kyai saya, orang kalau sudah kadung cinta bisa melakukan apapun untuk memberikan yang terbaik kepada yang dicintainya. Jika boleh untuk mengambil kesimpulan awal, warga NU di cilacap sudah pada posisi, atau minimal mendekati posisi, percaya diri dan bangga menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama.

Beberapa Rangkaian kegiatan konfercab tersebut diantaranya doa bersama dan Khotmil Quran, Pawai Taaruf, Apel Kebersamaan Banom dan Kader, Bazar, Pentas Seni, Lomba solo song, Tilawah dan Menulis, Donor Darah dan tentunya kegiatan utama adalah Sidang-sidang Konfercab.

Membaca beberapa tulisan menyatakan bahwa, Gembira, secara sederhananya dapat diartikan dengan rasa senang, bangga, bahagia, suka,. Dari beberapa pakar psikologi menyampaikan bahwa gembira atau kegembiaraan merupakan sebuah perasaan positif yang berasal dari keseluruhan hidup manusia yang ditandai dengan adanya kesenangan yang dirasakan oleh individu maupun kelompok ketika melakukan hal yang disenangi dengan tidak merasa menderita. Sejalan dengan pendapat para pakar psikologi tersebut, Seluruh elemen NU dan bahkan warga masyarakat di Cilacap, memancarkan energi positif, dalam pelaksanaan  konfercab NU ini.

Antusiasme Masyarakat
Untuk mengikuti Pawai Ta'aruf
(Sumber :Fb Lisa Choiriyah)
Aura kegembiraan jelas terpancar dari kegiatan ini, baik dari para tamu undangan, orang-orang yang terlibat dalam rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut. mari kita lihat Misalnya pada saat pawai taaruf yang dilaksanakan, sehari sebelum upacara resmi pembukaan dimulai, luapan kegembiaraan sudah mengemuka dari warga Nahdliyin, secara sukarela berbondong-bondong untuk turut dalam pawai ini, tidak hanya dari warga Nahdliyin yang ada di kecamatan Adipala, pawai ini juga di ikuti oleh yang dari luar Adipala.  Terlebih di sore harinya langsung di sambut dengan pertunjukkan-pertunjukkan seni yang digawangi oleh Lembaga Seni dan Budaya Muslim (Lesbumi), sebuah Lembaga milik NU yang khusus menggarap Kesenian dan Kebudayaan, melalu Panggung Seni yang berdiri Megah di Komplek PP Raudlatul Huda Welahan. Dan menariknya Panggung Seni ini terus saja memproduksi hiburan sampai dengan malam terakhir Konfercab NU, dengan berbagai penampilan dan suguhan seni yang sangat menghibur masyarakat dan peserta konfercab.

Stand Bazar yang berada di sekitar
Arena Konfercab NU Cilacap 2018
Tidak hanya itu, untuk warga masyarakat atau tamu undangan yang hadir di arena Konfercab, sambil menikmati alunan musik, menonton drama teater, mendengarkan lantunan merdunya qosidah ataupun pertunjukkan seni laiinya, sembari berjalan-jalan melihat Bazar yang sengaja di sediakan oleh panitia. Panitia menggear bazar yang berisikan stand-stand untuk Jual beli atau sekedar Promosi di Halaman Masjid Baitul Muttaqin dan Sepanjang jalan antara Masjid sampai ke Madrasah Aliyah Raudlatul Huda Welahan Wetan.  Dari total 65 Stand yang disediakan panitia, ternyata jumlah tersebut masih kurang, karena setelah di data oleh panitia, jumlah stand atau pedagang ada 68, dan prakatis kekurangan stand tersebut menjadi tanggung jawab para pelapak. Ini juga menjadi salah satu bukti bahwa warga masyarakat mengapresiasi dengan baik penyelenggaraan Konfercab di Welahan Wetan ini.

Puncaknya pada proses pemilihan Pucuk pimpinan NU di Kabupaten Cilacap, saya melihat, prosesnya berjalan dengan lancar, hangat tanpa nuansa persaingan yang mencolok dan semangat berorganisasi yang positif. Jikapun ada insiden, saya meyakini insiden tersebut tidak lantas membuat pelaksanaan konfercab NU ini menjadi dinilai kurang baik. Karena sedari awal penyelenggaraanya, memang sudah dibungkus dengan berbagai kegiatan yang menarik, menghibur dan mengekspresikan kegembiraan ber organisasi.

Dan tepat sepekan pelaksanaan konfercab NU selesai dilaksanakan, Gus Nas, sapaan akrab dari KH Nasrulloh Muchson, Ketua Tanfidziyyah PCNU Cilacap hasil Konfercab di Welahan Wetan ini Ahad malam (6/5) memberikan ceramah dalam kegiatan Akhirussanah Majelis Ta’lim di Kuripan Kidul , Kesugihan. Dalam ceramahnya Gus Nas berpesan bahwa Sebagai Pengurus NU dan Warga Nahdliyin, harus berjam’iyyah atau berorganisasi dengan penuh gembira dan bangga, sehingga itu akan menjadi modal yang baik dalam berkhidmat kepada jam’iyyah tersebut. (Fajri)


Sabtu, 28 April 2018

Lewati Pematang Sawah, Apel 7000 Warga NU Cilacap berjalan Tertib.


Adipala, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sebagian dari mereka memasang bendera hijau di Sepeda motornya, juga mobilnya, tak sedikit juga yang menggunakan Bus dan Truck agar panji-panji organisasi kebanggaannya berkibar-kibar lebih tinggi, mengimbangi angin yang menghempasnya. Kendaraan yang di hiasi panji-panji Nahdlatul Ulama (NU) ini, Menyusuri jalanan, mulai cilacap ujung barat maupun cilacap ujung timur, bergerak menuju satu titik pertemuan.  Untuk mengantarkan penumpangnya ke sebuah tanah lapang di sekitaran Gunung Srandil Adipala.

Peserta Apel dari Banser
(Sumber : Fb Chanifur Rochman)
Hari itu sabtu 28 April 2018, keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap mengumpulkan seluruh Badan Otonom dan Kader-kadernya, untuk dibariskan dalam Apel bersama yang merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap tahun 2018.
Apel yang bertempat di Lapangan Desa Srandil, Adipala ini di ikuti oleh Seluruh Badan Otonom NU diantaranya adalah Muslimat, Fatayat, Gerakan Pemuda Ansor beserta Bansernya, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama, dan Pagar Nusa. Selain Badan Otonom, Apel ini juga diikuti oleh perwakilan dari pengurus Majelis Wakil Cabang serta para alumni pendidikan kader penggerak.

Rois Suriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh bertindak sebagai pembina Apel Dalam amanatnya, menegaskan tentang komitmen kebangsaan NU terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tidak perlu diragukan lagi, pada Apel ini saja sedikitnya 7000 Peserta yang merupakan kader-kader NU, bersedia dengan sukarela untuk hadir merapatkan barisan. Dan bukan tidak mungkin, seluruh elemen NU akan selalu siap jika dipanggil oleh bangsa dan Negara untuk mempertahankan keutuhannya.

Senada dengan yang diamanatkan Rois Suriyah PWNU, Aid Mustaqim, Koordinator Apel Banom dan Kader NU Cilacap menyampaikan bahwa Warga NU Cilacap sepakat bahwa NKRI adalah Harga Mati, sehingga jangan coba-coba mengusiknya jika tidak ingin berhadapan dengan NU. 

Peserta menyusuri pematang sawah
Untuk sampai Lokasi.
(Sumber : fb Chanifur Rochman)
Hal sederhana dalam pantauan redaksi kitaberjejak, yang menunjukkan komitmen yang tinggi dari warga NU adalah soal militansi peserta, terlihat dari usaha para peserta Apel untuk sampai ke Lokasi kegiatan, kesemuanya digerakkan karena kecintaan terhadap NU dan NKRI, bahkan tidak sedikit  ibu-ibu muslimat yang berusia lanjut rela berjalan menyusuri pematang sawah untuk segera sampai Lapangan lokasi Apel. Tidak hanya begitu, sesampai dilokasi dan selama Apel berjalan, dalam jemuran terik matahari, lebih dari 50 Peserta mengalami pusing dan pingsan karena memiliki masalah dengan daya tahan tubuh. Meskipun dalam kondisi demikian, peserta tetap mengikuti apel sampai dibubarkan.

Tepat pukul 11.30, Dengan penuh tertib, kendaraan berpanjikan bendera-bendera Nahdlatul Ulama mulai bergerak meninggalkan arena Apel. Sebagian ada yang menuju Madrasah Aliyah Raudlatul Huda Welahan Wetan untuk selanjutnya mengikuti Upacara Pembukaan Konfercab NU, dan sebagian yang lain kembali ke daerahnya masing-masing. (123)


Rabu, 28 Maret 2018

Peringati Hari Jadi ke 84, GP ANSOR Kesugihan Gelar Sorban Cup

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id- Dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Lahir ke 84 Gerakan Pemuda ANSOR, yang akan jatuh pada tanggal 24 April, Pengurus Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Kesugihan menggelar Turnamen Sepakbola 16 Besar.

Turnamen yang bertajuk “SORBAN (Ansor Banser) CUP 2018” ini, dijadwalkan akan berlangsung selama satu bulan penuh. Rencananya Turnamen ini akan Dimulai tanggal 29 Maret 2018, dan akan berakhir pada tanggal 29 April 2018.
Ilustrasi, Sumber Google.


Peserta Turnamen ini adalah Tim Sepakbola di Wilayah kecamatan kesugihan dan sekitarnya, yang telah mendapatkan rekomendasi dari Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda ANSOR asal Tim tersebut. Artinya bahwa Tim Sepakbola yang berniat menjadi peserta dari turnamen harus berkoordinasi dengan Pengurus Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda ANSOR dimana Tim tersebut berasal untuk mendapatkan surat rekomendasi dari pengurus Gerakan Pemuda ANSOR di tingkat desa. Hal ini dilakukan  agar masyarakat, terutama para pemuda, lebih mengenal dengan keberadaan Gerakan Pemuda ANSOR.

Menggunakan sistem setengah kompetisi pada babak penyisihan, 16 Tim akan dibagi dalam 4 group dan akan berebut menjadi juara dan runner up group, karena hanya juara dan runner up group yang dapat melaju ke babak berikutnya.

Hadi mustofa, selaku panitia penyelenggara Sorban Cup 2018 berharap agar pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan lancar, mendapat dukungan dari berbagai pihak dan tentunya berdampak baik terhadap Gerakan Pemuda Ansor maupun kepada masyarakat.

“Karena pelaksanaan kegiatan ini semangatnya adalah untuk merayakan Ulang Tahun Gerakan Pemuda Ansor, kita berharap semua yang terlibat dalam kegiatan ini dapat menunjukkan ekspresi bahagia dan penuh dengan semangat kebersamaan, walaupun dalam berkompetisi.“ Ungkap pria yang juga Kepala Satkoryon Barisan Ansor Serbaguna Kecamatan Kesugihan.

Dari total 16 Tim Peserta Turnamen Sorban Cup 2018 itu, 15 Tim berasal dari desa di wilayah kecamatan kesugihan, dan 1 tim bersal dari Kecamatan Cilacap Utara. (123)

Rabu, 28 Februari 2018

Ahmad Fajri : Menyoal Kader dan Kaderisasi

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sebagai organisasi Kader, GP ANSOR Kesugihan menempatkan kegiatan Pengkaderan sebagai kegiatan prioritas. Kegiatan yang harus dilaksanakan secara rutin dalam setiap periodisasi kepengerusan, dengan menyelenggarakan sendiri atau mengikutsertakan ke Kecamatan lain. 
Sebagian Kader GP ANSOR Kesugihan

Lantas, Sebenarnya apa itu Kader dan Pengkaderan atau kaderiasasi?

Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organsisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai pemihak dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya, dalam Wikipedia).

Dari pengertian tersebut terlihat jelas bahwa posisi dan peran kader dalam sebuah organisasi sangat penting, yakni untuk memihak dan membantu tugas-tugas pokok organisasi. Jika seseorang sudah mengikrarkan dirinya untuk menjadi kader sebuah organisasi, maka yang melekat dalam dirinya adalah tugas untuk membantu kerja-kerja organisasi tersebut. Jika kemudian ditarik dalam konteks ke GP ANSOR an, dia yang disebut kader GP ANSOR adalah orang-orang yang memiliki kepedulian dan siap sedia untuk memberikan waktu, tenaga, materinya guna tercapainya cita-cita GP ANSOR. (Silahkan baca Peraturan Dasar GP ANSOR Bab III Pasal 4 Tentang Tujuan dari GP ANSOR).

Mari bertanya pada diri kita sendiri, 

Sudahkah kita menjadi Kader yang memihak dan membantu organisasi? Jangan-jangan malah sebaliknya, Justru menjadi penjegal dan Penghambat Organisasi?

Pengkaderan atau kaderisasi, merujuk apa yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),  dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mendidik atau membentuk orang menjadi kader.
Dalam konteks ke GP ANSOR an, dalam Buku Peraturaan  Organisasi Gerakan Pemuda ANSOR dijelaskan bahwa Kaderisasi di bedakan menjadi 3 hal yakni, kaderisasi Formal, Kaderisasi Informal dan Kaderisasi Non Formal.  Kaderisasi Formal adalah kaderisasi yang dilakukan melalui pendidikan kader berjenjang yang bersifat fromal dan baku serta pelatihan-pelatihan pengembangan kader lainya. Kaderisasi Informal adalah kaderisasi yang dilakukan diluar jalur-jalur pendidikan kader formal, baik melalui pendampingan ataupu praktek lapangan. Sedangkan kaderisasi Nonformal adalah kaderisasi yang dilakukan langsung melalui penugasan dalam kegiatan kepengurusan organisasi, serta dalam kehidupan nyata ditengah masyarakat.

Bertolak pada pengertian tersebut, pengkaderan tidak berhenti hanya pada soal kegiatan pendidikan kader yang bersifat formal organisasi, yang menurut saya orientasinya pada kuantitas kader,  namun berlanjut pada dinamika organisasi yang memberikan ruang penuh kepada kader-kadernya untuk mengembangkan diri dalam mencapai tujuan organisasi tersebut, yang lebih berorientasi kepada kualitas kader (Kaderisasi Informal dan Non Formal).

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua Kader harus mengikuti Kaderisasi Formal?

Ya. Bagi saya, Wajib bagi seorang kader untuk mengikuti kaderisasi, baik formal, Informal maupun Nonformal. Bahkan tahapan-tahapan kaderisasi formalpun harus dipatuhi. Hal ini dalam rangka untuk memastikan bahwa organisasi benar-benar memiliki kader yang dibutuhkan untuk membantu mencapai cita-citanya, dengan pemahaman yang sama dalam melihat organisasi secara utuh. Standarisasi pemahaman seperti ini hanya dapat diberikan melalui forum kaderisasi formal. 

Yang sudah mengikuti setiap jenjang kaderisasi formal saja belum tentu dirinya dapat menjadi kader, apalagi tidak mengikuti kaderisasi sama sekali. Melihat Realitas hari ini, tidak menjadi jaminan, seseorang yang mengikuti kaderisasi formal sampai tahapan paling tinggi dapat menjadi representasi Kader secara utuh. (123) 

Kamis, 15 Februari 2018

18 Calon Banser Kesugihan digembleng di Binangun

Binangun, kitaberjejak.blogspot.co.id – Jumat Pagi (16/2) Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Kesugihan dibawah Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) ANSOR Kesugihan melaksanakan Apel di Halaman Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) kabupaten Cilacap. Apel ini dilaksanakan dalam rangka untuk melepas 18 Calon kader Banser Kesugihan yang akan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) di Kecamatan Binangun.
Apel Banser Kesugihan
di Halaman Pusdiklat PCNU Cilacap

Pada Diklatsar Binangun ini, Satkoryon Kesugihan mengirimkan calon kader Bansernya sebanyak 18 orang. Jumlah ini berkurang dari yang sebelumnya mendaftar berjumlah 21 orang, karena beberapa alasan ada 3 peserta yang datanya sudah masuk ke Satkoryon Kesugihan terpaksa belum bisa mengikuti Diklatsar di Binangun.

Diklatsar di Binangun sendiri, merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh PAC GP  ANSOR Kecamatan Binangun. Kegiatan ini merupakan kaderisasi formal yang harus diikuti oleh seluruh orang yang bergabung dan menjadi bagian dari Banser.  Kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 16 hingga 18 Februari ini dilaksanakan di Komplek MI dan MTs Al Kholidiyah Widarapayung Wetan Binangun.

18 Calon Peserta dari Kesugihan
Rencananya kegiatan ini akan dibuka langsung oleh KH Su’ada Adzkiya, Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Cilacap. Sampai berita ini dirilis, Lokasi kegiatan yang dipusatkan di Mts Al kholidiyah sudah ramai dipadati oleh calon peserta diklatsar maupun Instruktur dari Satkorcab Banser Cilacap, maupun para tamu Undangan yang akan mengikuti Acara Pembukaan. (123)

Selasa, 06 Februari 2018

Angka 9, Bambu Runcing dan Totalitas

Karangpucung, kitaberjejak.blogspot.co.id – Baju Hijau berkombinasi Putih itu terpaksa kulepas, saat menaiki motor Sport sejenis KLX ketika gerimis masih saja tidak menunjukkan i’tikadnya untuk berhenti berjatuhan di Desa Sindangbarang Karangpucung. Kondisi ini mengharuskan saya untuk hanya berkaos oblong berwarna hitam, ketika pulang dari Rihlah bersama sahabat-sahabat kelompok 6.  karena bagi saya baju hijau tersebut harus terlindungi dari percikan air berlumpur yang ditimbulkan oleh laju sepeda motor tanpa penutup roda belakang tersebut. Apalagi baju tersebut masih akan dipakai sampai malam hari, untuk melanjutkan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) Kabupaten Cilacap.

Rihlah merupakan satu dari sekian Sesi, yang harus diikuti oleh seluruh peserta PKL GP ANSOR Kabupaetn Cilacap. Pada sesi rihlah ini, peserta diharuskan berbaur dengan masyarakat di wilayah yang telah ditentukan, untuk mengidentifikasi berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tersebut. tak hanya di identifikasi, persoalan tersebut juga harus dianalisa kemudian dirumuskan solusi pemecahan masalahnya dan dituangkan dalam rekomendasi hasil Rihlah. Rihlah merupakan sesi penghujung dari rangkaian acara PKL yang diselenggarakan sejak 2 hingga 4 Februari 2018 oleh Pimpinan Cabang (PC) GP ANSOR Kabupaten Cilacap.
Rihlah di Dusun Jetak, Sindangbarang, Karangpucung

PKL merupakan kaderisasi formal tingkat menengah yang hanya dapat diikuti oleh kader GP ANSOR yang telah lulus kaderisasi tingkat dasar dan hanya dapat diselenggarakan oleh Kepengursan GP ANSOR setingkat Cabang atau diatasnya. Pada PKL yang diselenggarakan di MI Nurul Iman Sendangbarang Karangpucung ini, di ikuti oleh 63 Peserta dari 3 kabupaten yang berbeda, yaitu Cilacap, Banyumas dan Purbalingga. Dengan dipandu langsung oleh instruktur tingkat Wilayah Jawa Tengah, dan 5 Narasumber dari Pimpinan Pusat GP ANSOR.

Dalam pelaksanaannya, dalam pandangan saya, PKL ini memiliki beberapa hal yang menarik dan kemungkinan hal tersebut merupakan sebuah pesan yang memiliki filosofi yang dalam. Dan baru disadari menjelang Penutupan. Beberapa hal yang menjadi pembelajaran menarik tersebut diantaranya :

1. Angka Sembilan (9)

Kita tahu bahwa angka sembilan merupakan angka yang sangat dekat dengan Organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Angka Keramat yang tidak bisa dilepaskan dengan NU. Hal itu bisa dilihat dari jumlah bintang yang ada di Lambang NU berjumlah 9 buah, yang memiliki filosofi bahwa NU itu meneruskan semangat perjuangan Walisongo yang berjumlah sembilan orang, dalam berdakwah menyebarkan ajaran islam ditanah jawa.
Tidak hanya di NU, angka sembilan juga sangat lekat dengan orang jawa. Bahwa dalam tradisi arab tulisan jawa terdiri dari huruf Jim dan Wawu yang mana masing-masing memiliki bobot nilai. Huruf Jim berbobot 3 dan Wawu berbobot 6 jika keduanya dijumlahkan hasilnya menjadi angka 9. Lantas apa hubungannya angka 9 dengan PKL ini?

Pada PKL ini, jika diperhatikan secara tidak langsung juga penuh dengan angka sembilan. Lihat saja dari target 100 Peserta yang direncanakan oleh PC GP ANSOR Cilacap, hanya terpenuhi 63 peserta. Jika angka enam (6) dan angka tiga (3) dijumlahkan, maka akan menjadi sembilan (9). Mungkin ini hanya kebetulan. Apakah benar kebetulan? Mari kita cari kebetulan lain yang menunjukkan bahwa PKL ini lekat dengan angka sembilan.

Yaitu pada tanggal pelaksanaannya, tanggal 2, 3, dan 4. Jika ketiga angka tersebut dijumlahkan maka hasilnya adalah sembilan. 2+3+4 = 9. Padahal sebelumnya PKL ini sudah diagendakan pada tanggal 19, 20, 21 Januari 2018, namun atas kehendak Alloh baru dapat dilaksanakan pada tanggal 2, 3, 4 Februari. Dan pelaksanaan PKL ini juga pada tahun 2018 yang dalam penulisannya biasa disingkat dengan ’18, jika dijumlahkan juga menjadi sembilan.

Saya kira terlepas dari kebetulan-kebetulan tersebut, yang hanya Alloh yang tahu atas kebenarannya, ada pesan yang disampaikan kepada semua orang yang terlibat, terutama para peserta, bahwa PKL ini harus melahirkan kader yang benar-benar siap untuk meneruskan garis perjuangan Nahdlatul Ulama. Kader yang memiliki semangat perjuangan walisongo dalam mendakwahkan ajaran islam yang membawa rahmat untuk seluruh masyarakat jawa dan masyarakat umum.

2.  Filosofi Bambu dan Semangat Perjuangan.

PKL ini juga identik dengan Bambu, hampir semua orang yang terlibat dalam PKL menyapakati hal ini. Terbukti dari obrolan yang lalulalang digroup Whatsapp terlihat peserta PKL, Instruktur, dan Pimpinan GP ANSOR Cilacap ramai membicarakan tentang keberadaan Bambu di PKL ini. Sebenarnya hanya ada 2 moment yang memperlihatkan kehadiran bambu dalam kegiatan ini, yaitu saat sesi istirahat makan, dan Saat Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP ANSOR Jawa Tengah mem-baiat atau melantik 63 Peserta PKL.

Moment pertama adalah saat Istirahat makan, Selama saya mengikuti kegiatan ke-GP ANSOR-an, baru di PKL ini saya menemukan dan merasakan sayur Pohon Bambu sebagai hidangan yang disajikan oleh panitia untuk dimakan Peserta dan orang yang hadir dalam PKL. Dihari ke 2 kegaiatan PKL, hampir seharian peserta disuguhi sayuran yang oleh orang cilacap kebanyakan disebut dengan sayur rebung (Bambu Muda) ini.

Selanjutnya adalah Saat Pelantikan yang dilakukan oleh Solahudin Aly,  Ketua PW GP ANSOR Jawa Tengah. Sebelum pelantikan, terlihat Ketua PW GP ANSOR memeluk sebilah potongan bambu, yang kemudian dicelupkan dalam air yang digunakan untuk membasuh kepala seluruh peserta yang dilantik. Awalnya saya agak keheranan dengan apa yang dilakukan oleh Ketua PW GP ANSOR tersebut. Namun keheranan itu terjawab ketika beliau memberikan Arahan kepada seluruh peserta terlantik.
Solahudin Aly,
Ketua PW GP ANSOR Jateng

Beliau menyampaikan bahwa dirinya baru saja mendapat ijazah dari seorang guru, dan gurunya tersebut mendapat ijazah berupa Bambu Runcing yang diberikan langsung oleh KH Subchi Parakan (wafat 1959) atau yang lebih dikenal dengan Kyai Bambu Runcing yang berasal dari Parakan Temanggung.

Dikalangan NU kyai Subchi sudah masyhur dikenal sebagai seorang pejuang yang gigih untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Beliaulah yang menggalang kekuatan para pemuda untuk merebut dan membela Kemerdekaan RI tersebut. beliau juga dikenal sebagai salah satu Guru dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Semangat perjuangan mbah Subchi inilah yang harus diteruskan oleh kader GP ANSOR, terutama yang telah mengikuti PKL. Apalagi telah dilantik dengan air yang sudah mendapat sentuhan dari Bambu Runcingnya Mbah Subchi.

Selain semangat perjuangan mbah Subchi, Sebagai Kader GP ANSOR juga harus memahami Filosofi Bambu, saya mencoba mencari referensi di internet yang mengulas tentang Filosofi pohon bambu. Disana disampaikan bahwa bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama. Walaupun setiap hari disiram dan dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja. Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat dan ukurannya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter. Pohon bambu pada usia lima tahun pertama ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar Bukan pada Batang, yang artinya, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat agar ia bisa menopang ketinggiannya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

Sebagai kader harus siap sedia menggarap ummat di akar rumput, harus membuat pondasi organisasi yang kuat, di tingkatan yang paling bawah sekalipun. Agar nantinya bangunan organisasi menjadi kokoh dan dan tahan banting meskipun berbagai badai menerjangnya. Jikapun nanti sudah berhasil dari membuat bangunan organisasi, diri setiap kader tidak lantas berbesar hati, berbangga diri melainkan harus tetap rendah hati, menjauhkan dari congkak dan kesombongan.

3.  Loyalitas dan Totalitas.

Pembelajaran ini saya dapatkan dalam PKL ini melihat dari apa yang dilakukan oleh pantia pelaksana. Mereka dengan penuh serius mempersiapkan segala hal guna suksesnya acara pengkaderan ini. Mulai dari menyiapkan tempat, membuat ijin dan pemberitahuan ke berbagai pihak, mencari dukungan, menghubungi narasumber dan hal lainnya yang semuanya harus disiapkan agar PKL dapat berjalan lancar. Tidak mudah untuk melakukan itu semua, tidak semua orang dapat melakukannya meskipun terlihat sederhana. Butuh orang yang memiliki jiwa Totalitas tinggi untuk bersedia menyiapkan semuanya, apalagi kegiatan yang melibatkan banyak orang, dilakukan lebih dari 2 hari dan tentunya orang yang mempersiapkan juga memiliki kesibukan lainnya yang tidak hanya mengurusi PKL. Karena cintalah orang akan melakukannya meskipun banyak menuai tantangan, karena cintalah orang bersedia melakukannya terus menerus bahkan harus mengorbankan dirinya sendiri agar kegiatan yang sedang di persiapkan dapat berjalan lancar. 

Begitulah kader yang memiliki totalitas dan loyalitas tinggi terhadap organisasi. Dan saya melihat itu juga yang dicontohkan oleh panitia pelaksana kegiatan PKL ini. Kang Narto misalnya, Ketua Panitia pelaksana PKL yang tidak dapat mengikuti dan memantau jalannya PKL. Dirinya harus pulang untuk istirahat bahkan harus dilarikan ke klinik, karena kondisi kesehatan yang menurun akibat harus mempersiapkan semua kegiatan PKL dan kegiatan sebelumnya. Sampai malam terakhir kegiatan, kang narto belum dapat bergabung dengan yang lain karena masih harus Istirahat. Tidak hanya kang Narto, belakangan saya mendengar kabar, salah satu panitia Kang Aziz, juga dilarikan ke Klinik untuk Opname karena kondisi fisik yang menurun. Bagi saya, Keduanya menjadi pembelajaran dan potret kader yang memiliki Loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. 

Bahwa menjadi kader harus penuh totalitas melaksanakan mandat yang diberikan oleh organisasi kepada dirinya. Apapun yang terjadi, tugas harus dituntaskan semaksimal mungkin.

Beberapa hal  diatas saya dapatkan selama mengikuti proses PKL, dan tentunya masing-masing yang terlibat dalam PKL memiliki pembelajaran tersendiri. Silahkan mengambil hikmah dari apa yang saya tuliskan. Wallohu A’lam Bishhowab.
-----

Baju hijau berkombinasi putih itu adalah identitas organisasi, siapapun yang memakainya harus menjaganya, harus mampu memberikan yang terbaik. Karena siapapun yang memakai identitas organisasi, sebenarnya dirinya sedang mencitrakan organisasi tersebut. sehingga, jikapun kita belum bisa memberikan yang terbaik untuk organisasi kita, minimal jangan sekali-sekali membuat “kotor” organisasi kita. (123)

Rabu, 31 Januari 2018

GP ANSOR Kesugihan Siap Bertemu Ketua Umum.

Kesugihan, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sedikitnya ada 100 kader GP ANSOR, baik BANSER maupun Rijalul Ansor,  dari Kesugihan yang siap untuk berangkat ke Majenang mengikuti Apel dan Pengarahan dari Ketua Umum PP GP ANSOR, Gus Yaqut. Begitulah informasi sementara yang diperoleh redaktur Kitaberjejak melalui Whatsapp dari salah satu kader BANSER kesugihan.

Kader Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) Kesugihan
Seperti diketahui bahwa Kamis (1/2) besok, rencananya seluruh elemen Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda ANSOR (GP ANSOR) Kabupaten Cilacap akan berkumpul di Alun-alun Majenang untuk mengadakan Apel bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat GP ANSOR Yaqut Cholil Qoumas. Apel yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Ke 92 Nahdlatul Ulama ini, rencananya juga akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Oleh Penyelenggara, Ganjar sapaan akrab Gubernur Jawa Tengah ini, akan didapuk untuk menjadi Inspektur Apel.

Sebagai bagian dari Jam’iyyah Nahdlatul ‘Ulama (NU), PC GP ANSOR Kabupaten Cilacap memandang Apel ini sebagai kegiatan yang penting, selain sebagai seremonial memperingati Hari Lahir yang ke 92 Nahdlatul Ulama, juga sebagai sarana konsolidasi kader di wilayah Kabupaten Cilacap. Konsolidasi yang dimaksud guna menunjukkan dan meneguhkan komitmen seluruh elemen GP ANSOR untuk senantiasa patuh dan siap dalam mengawal Nahdlatul Ulama dan tentunya meneguhkan komitmen untuk selalu siap menjadi benteng muda yang kokoh dalam menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Informasi tentang Apel ini jauh-jauh hari sudah tersebar luas kepada seluruh kader GP ANSOR di Wilayah Kabupaten Cilacap, baik ditingkat Kecamatan maupun tingkat Desa. Tak terkecuali  di Wilayah Kecamatan Kesugihan.

Menyikapi kegiatan Apel tersebut, Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP ANSOR Kesugihan menyambut positif dan penuh antusias, dengan langsung meneruskan berbagai Informasi yang bersifat Instruksional kepada Seluruh kader di Kesugihan. Baik melalui pesan yang diteruskan melalui Group Whatsapp maupun melalui pertemuan koordinasi memastikan kesiapan dan mempersiapkan kebutuhan untuk mengikuti Apel tersebut, yang diselenggarakan di Masjid Banteran Kalisabuk pada malam H-3 Pelaksanaan Apel.

Selain Kesugihan, beberapa kecamatan lain di Cilacap bagian timur dan Cilacap bagian barat, juga sudah mengkonsolidir diri untuk memastikan kader-kadernya untuk hadir mengikuti Apel tersebut. (123)