Kroya, www.kitaberjejak.blogspot.co.id,
- Sudah sepekan lalu, Selasa (22/5) sejumlah kader Gerakan Pemuda Ansor (GP
ANSOR) Kabupaten Cilacap mendatangi kediaman KH. Suada Adzkiya, Rois Syuriah
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cilacap.
Kegiatan mengunjungi kediaman
untuk menghadap Rois Syuriah seperti ini merupakan kegiatan yang lazim
dilakukan di lingkungan Nahdlatul Ulama, ada ataupun tidak ada kepentingan, Sowan kepada Kyai seakan menjadi hal
yang wajib. Terlebih, Rois Syuriah merupakan pucuk pimpinan tertinggi di
Nahdlatul Ulama.
Dalam sowan tersebut, ada
beberapa hal yang disampaikan oleh Rois Syuriah kepada GP ANSOR, sebagai
kader-kader Muda NU, diantaranya :
1. Perkuat
Aqidah
Mbah Su’ada,
Panggilan Rois Syuriah, membaca bahwa kondisi zaman sudah banyak berubah.
Tantangan Nahdlatul Ulama Kedepan tidak semakin ringan, justru sebaliknya.
Salah satu tantangan tersebut adalah adanya paham-paham lain yang
mepertentangkan tradisi dan amalan-amalan yang selama ini dipegang teguh oleh
Kalangan Nahdliyin, misalnya adalah tentang Tahlilan, Ziarah Kubur, Tradisi 7,
40, 100 hari Orang yang meninggal dan tradisi-tradisi lainnya yang selama ini
di laksanakan oleh kalangan Nahdliyin. Kalangan muda
NU, sebagai generasi penerus harus paham tentang dasar hukum dari amalan-amalan
yang dilakukan oleh NU. Sehingga pesan pertama mbah suada adalah GP ANSOR harus
dapat menjadi ruang yang memberikan penguatan-penguatan terhadap kadernya dalam
pemahaman akidah Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah.
2. Berkhidmat
sesuai dengan Wilayahnya masing-masing.
Pesan kedua
adalah tentang motivasi dari mbah suada kepada generasi muda NU untuk
berkhidmat pada wilayahnya masing-masing. Hal ini sekaligus menjadi ajakan
untuk bersinergi bersama dengan PCNU dalam membesarkan NU di Cilacap. Sebagai
Wadah bagi Pemuda dan calon penerus NU, GP ANSOR diharapkan untuk dapat
menggarap secara maksimal seluruh potensi yang dimiliki oleh para kader-kader
muda NU, agar kedepan ketika sudah masuk usia NU, kader-kader tersebut sudah
siap untuk berkhidmat secara maksimal di NU sesuai dengan potensi kader dan kebutuhan NU.
3. Taati
Aturan yang berlaku
Rois Syuriah
paham sekali kepentingan para pemuda NU dalam melakukan sowan kepada beliau.
Disamping bersilaturohim, GP ANSOR ini memang memiliki misi untuk mendapatkan
restu, dukungan dan masukan dari Rois Syuriah dalam menjalankan kepengurusan
Pimpinan Cabang GP ANSOR pasca Konferensi Cabang (Konfercab) GP ANSOR di
Sidareja, pada bulan april lalu. Sehingga tidak heran, mbah suada berpesan
untuk memegang teguh apa yang telah menjadi aturan organisasi. GP ANSOR
memiliki aturan yang baku, yang menjadi pijakan dalam menyelenggarakan
organisasi disemua tingkatan, yaitu Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga dan
Peraturan Organisasi GP ANSOR. “Mari bersama-sama menaati dan melaksanakan
aturan yang sudah disusun bersama-sama untuk kebaikan organisasi.” Pesannya.
4. Ambil
sisi positif dari segala sesuatu.
Hal ini karena
mbah suada memandang GP ANSOR dalam merespon kegiatan pendidikan kader yang dilakukan
oleh PCNU kurang maksimal. Sebut saja Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul
Ulama (PKPNU), yang selama sudah dilaksanakan disemua Majelis Wakil Cabang
(MWC). Menurut mbah suada, GP ANSOR kurang antusias dengan kegiatan tersebut. Sehingga
beliau berpesan, bahwa PKPNU adalah kegiatan yang memiliki sisi positif yang
baik untuk menanamkan dan meningkatkan militansi kader terhadap Jam’iyyah
Nahdlatul Ulama, sehingga GP ANSOR sebagai bagian dari NU dan juga memiliki
kader yang banyak, diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam PKPNU tersebut.
Dalam kesempatan
baik tersebut, GP ANSOR juga memberikan masukan tentang posisi PKPNU diantara
Pendidikan kaderisasi yang selama ini dilakukan oleh Badan Otonom NU. GP ANSOR memandang perlu adanya penegasan dari
para pihak yang terlibat dalam PKPNU, terutama PCNU bahwa Hasil dari PKPNU
adalah dalam bentuk tumbuh dan meningkatnya Ghirah
kader dalam ber Nahdlatul Ulama. Dan mestinya, jika kader GP ANSOR yang telah
mengikuti PKPNU, lebih militan dalam ber ANSOR. Namun yang terjadi, PKPNU malah
terkesan menjadi lembaga sendiri, membuat ruang-ruang sendiri. Harapan GP ANSOR
bahwa PKPNU adalah Ruh yang
menggerakkan kader untuk lebih militan, sedangkan Jasadnya tetap Badan Otonom dan
Lembaga NU yang ada. Jika hal demikian yang terjadi, PKPNU ruh dan Banom
Jasadnya, maka bukan tidak mungkin PC GP ANSOR siap untuk menyelenggarakan
kegiatan PKPNU untuk seluruh kader-kader GP ANSOR di seluruh kabupaten cilacap berikut
Barisan Ansor Serbagunanya.
Wallohu A'lam.