Minggu, 27 Mei 2018

Pesan Rois Syuriah PCNU Cilacap Untuk GP ANSOR

Kroya, www.kitaberjejak.blogspot.co.id, - Sudah sepekan lalu, Selasa (22/5) sejumlah kader Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) Kabupaten Cilacap mendatangi kediaman KH. Suada Adzkiya, Rois Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cilacap.

Kegiatan mengunjungi kediaman untuk menghadap Rois Syuriah seperti ini merupakan kegiatan yang lazim dilakukan di lingkungan Nahdlatul Ulama, ada ataupun tidak ada kepentingan, Sowan kepada Kyai seakan menjadi hal yang wajib. Terlebih, Rois Syuriah merupakan pucuk pimpinan tertinggi di Nahdlatul Ulama.
Rois Syuriah
Bersama GP Ansor Cilacap

Dalam sowan tersebut, ada beberapa hal yang disampaikan oleh Rois Syuriah kepada GP ANSOR, sebagai kader-kader Muda NU, diantaranya :

1. Perkuat Aqidah
Mbah Su’ada, Panggilan Rois Syuriah, membaca bahwa kondisi zaman sudah banyak berubah. Tantangan Nahdlatul Ulama Kedepan tidak semakin ringan, justru sebaliknya. Salah satu tantangan tersebut adalah adanya paham-paham lain yang mepertentangkan tradisi dan amalan-amalan yang selama ini dipegang teguh oleh Kalangan Nahdliyin, misalnya adalah tentang Tahlilan, Ziarah Kubur, Tradisi 7, 40, 100 hari Orang yang meninggal dan tradisi-tradisi lainnya yang selama ini di laksanakan oleh kalangan Nahdliyin. Kalangan muda NU, sebagai generasi penerus harus paham tentang dasar hukum dari amalan-amalan yang dilakukan oleh NU. Sehingga pesan pertama mbah suada adalah GP ANSOR harus dapat menjadi ruang yang memberikan penguatan-penguatan terhadap kadernya dalam pemahaman akidah Ahlussunnah Wal Jamaah An Nahdliyah.

2. Berkhidmat sesuai dengan Wilayahnya masing-masing.
Pesan kedua adalah tentang motivasi dari mbah suada kepada generasi muda NU untuk berkhidmat pada wilayahnya masing-masing. Hal ini sekaligus menjadi ajakan untuk bersinergi bersama dengan PCNU dalam membesarkan NU di Cilacap. Sebagai Wadah bagi Pemuda dan calon penerus NU, GP ANSOR diharapkan untuk dapat menggarap secara maksimal seluruh potensi yang dimiliki oleh para kader-kader muda NU, agar kedepan ketika sudah masuk usia NU, kader-kader tersebut sudah siap untuk berkhidmat secara maksimal di NU sesuai dengan  potensi kader dan kebutuhan NU.

3. Taati Aturan yang berlaku
Rois Syuriah paham sekali kepentingan para pemuda NU dalam melakukan sowan kepada beliau. Disamping bersilaturohim, GP ANSOR ini memang memiliki misi untuk mendapatkan restu, dukungan dan masukan dari Rois Syuriah dalam menjalankan kepengurusan Pimpinan Cabang GP ANSOR pasca Konferensi Cabang (Konfercab) GP ANSOR di Sidareja, pada bulan april lalu. Sehingga tidak heran, mbah suada berpesan untuk memegang teguh apa yang telah menjadi aturan organisasi. GP ANSOR memiliki aturan yang baku, yang menjadi pijakan dalam menyelenggarakan organisasi disemua tingkatan, yaitu Peraturan Dasar, Peraturan Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi GP ANSOR. “Mari bersama-sama menaati dan melaksanakan aturan yang sudah disusun bersama-sama untuk kebaikan organisasi.” Pesannya. 

4. Ambil sisi positif dari segala sesuatu.
Hal ini karena mbah suada memandang GP ANSOR dalam merespon kegiatan pendidikan kader yang dilakukan oleh PCNU kurang maksimal. Sebut saja Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), yang selama sudah dilaksanakan disemua Majelis Wakil Cabang (MWC). Menurut mbah suada, GP ANSOR kurang antusias dengan kegiatan tersebut. Sehingga beliau berpesan, bahwa PKPNU adalah kegiatan yang memiliki sisi positif yang baik untuk menanamkan dan meningkatkan militansi kader terhadap Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, sehingga GP ANSOR sebagai bagian dari NU dan juga memiliki kader yang banyak, diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam PKPNU tersebut.
Dalam kesempatan baik tersebut, GP ANSOR juga memberikan masukan tentang posisi PKPNU diantara Pendidikan kaderisasi yang selama ini dilakukan oleh Badan Otonom NU.  GP ANSOR memandang perlu adanya penegasan dari para pihak yang terlibat dalam PKPNU, terutama PCNU bahwa Hasil dari PKPNU adalah dalam bentuk tumbuh dan meningkatnya Ghirah kader dalam ber Nahdlatul Ulama. Dan mestinya, jika kader GP ANSOR yang telah mengikuti PKPNU, lebih militan dalam ber ANSOR. Namun yang terjadi, PKPNU malah terkesan menjadi lembaga sendiri, membuat ruang-ruang sendiri. Harapan GP ANSOR bahwa PKPNU adalah Ruh yang menggerakkan kader untuk lebih militan, sedangkan Jasadnya tetap Badan Otonom dan Lembaga NU yang ada. Jika hal demikian yang terjadi, PKPNU ruh dan Banom Jasadnya, maka bukan tidak mungkin PC GP ANSOR siap untuk menyelenggarakan kegiatan PKPNU untuk seluruh kader-kader GP ANSOR di seluruh kabupaten cilacap berikut Barisan Ansor Serbagunanya.

Setidaknya empat point tersebut yang menjadi pesan rois syuriah, yang mampu tertangkap oleh tim kitaberjejak, dalam mengikuti GP ANSOR Cilacap bersilaturohim kepada Rois Syuriah PCNU Cilacap.
Wallohu A'lam. 

Senin, 07 Mei 2018

Mereka ber-NU dengan Riang Gembira.


Adipala, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sudah Sepekan, Gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap tahun 2018, telah usai digelar pada minggu malam, 29 April 2018. dengan puncak acara Pemilihan Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) untuk masa Khidmat 2018 – 2023. Terpilih kembali KH. Su’ada Adzkia sebagai Rois Syuriah dan KH. Drs. Nasrulloh Muchson sebagai Ketua Tanfidziyyah, dengan proses dan serangkaian kegiatan konfercab yang menurut pengamatan redaksi berjejak penuh dengan Riang gembira.
Ekspresi Peserta,
dalam Pembukaan Konfercab NU Cilacap 2018 

Bagaimana tidak riang gembira, dilihat dari postur rangkaian kegiatan, Konfercab ini lain dari pada yang lain. Bahkan Marsudi Suhud, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak canggung-canggung berseloroh dihadapan peserta konfercab dengan mengatakan Konfercab NU Cilacap itu Konfercab rasa Muktamar. Artinya tingkat keseriusan penyelenggaraan konfercab ini sudah paripurna.

Bagi saya, konfercab ini mencerminkan antusiasme masyarakat NU cilacap dalam berkhidmat dan bergabung dengan NU. Semakin kualitas penyelenggaraan konfercab yang baik, dan bahkan ada yang menyebutnya sudah berasa seperti Muktamar, artinya bahwa para pihak yang terlibat untuk mensukseskan kegiatan ini memang sangat cinta terhadap NU. Kata kyai saya, orang kalau sudah kadung cinta bisa melakukan apapun untuk memberikan yang terbaik kepada yang dicintainya. Jika boleh untuk mengambil kesimpulan awal, warga NU di cilacap sudah pada posisi, atau minimal mendekati posisi, percaya diri dan bangga menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama.

Beberapa Rangkaian kegiatan konfercab tersebut diantaranya doa bersama dan Khotmil Quran, Pawai Taaruf, Apel Kebersamaan Banom dan Kader, Bazar, Pentas Seni, Lomba solo song, Tilawah dan Menulis, Donor Darah dan tentunya kegiatan utama adalah Sidang-sidang Konfercab.

Membaca beberapa tulisan menyatakan bahwa, Gembira, secara sederhananya dapat diartikan dengan rasa senang, bangga, bahagia, suka,. Dari beberapa pakar psikologi menyampaikan bahwa gembira atau kegembiaraan merupakan sebuah perasaan positif yang berasal dari keseluruhan hidup manusia yang ditandai dengan adanya kesenangan yang dirasakan oleh individu maupun kelompok ketika melakukan hal yang disenangi dengan tidak merasa menderita. Sejalan dengan pendapat para pakar psikologi tersebut, Seluruh elemen NU dan bahkan warga masyarakat di Cilacap, memancarkan energi positif, dalam pelaksanaan  konfercab NU ini.

Antusiasme Masyarakat
Untuk mengikuti Pawai Ta'aruf
(Sumber :Fb Lisa Choiriyah)
Aura kegembiraan jelas terpancar dari kegiatan ini, baik dari para tamu undangan, orang-orang yang terlibat dalam rangkaian kegiatan-kegiatan tersebut. mari kita lihat Misalnya pada saat pawai taaruf yang dilaksanakan, sehari sebelum upacara resmi pembukaan dimulai, luapan kegembiaraan sudah mengemuka dari warga Nahdliyin, secara sukarela berbondong-bondong untuk turut dalam pawai ini, tidak hanya dari warga Nahdliyin yang ada di kecamatan Adipala, pawai ini juga di ikuti oleh yang dari luar Adipala.  Terlebih di sore harinya langsung di sambut dengan pertunjukkan-pertunjukkan seni yang digawangi oleh Lembaga Seni dan Budaya Muslim (Lesbumi), sebuah Lembaga milik NU yang khusus menggarap Kesenian dan Kebudayaan, melalu Panggung Seni yang berdiri Megah di Komplek PP Raudlatul Huda Welahan. Dan menariknya Panggung Seni ini terus saja memproduksi hiburan sampai dengan malam terakhir Konfercab NU, dengan berbagai penampilan dan suguhan seni yang sangat menghibur masyarakat dan peserta konfercab.

Stand Bazar yang berada di sekitar
Arena Konfercab NU Cilacap 2018
Tidak hanya itu, untuk warga masyarakat atau tamu undangan yang hadir di arena Konfercab, sambil menikmati alunan musik, menonton drama teater, mendengarkan lantunan merdunya qosidah ataupun pertunjukkan seni laiinya, sembari berjalan-jalan melihat Bazar yang sengaja di sediakan oleh panitia. Panitia menggear bazar yang berisikan stand-stand untuk Jual beli atau sekedar Promosi di Halaman Masjid Baitul Muttaqin dan Sepanjang jalan antara Masjid sampai ke Madrasah Aliyah Raudlatul Huda Welahan Wetan.  Dari total 65 Stand yang disediakan panitia, ternyata jumlah tersebut masih kurang, karena setelah di data oleh panitia, jumlah stand atau pedagang ada 68, dan prakatis kekurangan stand tersebut menjadi tanggung jawab para pelapak. Ini juga menjadi salah satu bukti bahwa warga masyarakat mengapresiasi dengan baik penyelenggaraan Konfercab di Welahan Wetan ini.

Puncaknya pada proses pemilihan Pucuk pimpinan NU di Kabupaten Cilacap, saya melihat, prosesnya berjalan dengan lancar, hangat tanpa nuansa persaingan yang mencolok dan semangat berorganisasi yang positif. Jikapun ada insiden, saya meyakini insiden tersebut tidak lantas membuat pelaksanaan konfercab NU ini menjadi dinilai kurang baik. Karena sedari awal penyelenggaraanya, memang sudah dibungkus dengan berbagai kegiatan yang menarik, menghibur dan mengekspresikan kegembiraan ber organisasi.

Dan tepat sepekan pelaksanaan konfercab NU selesai dilaksanakan, Gus Nas, sapaan akrab dari KH Nasrulloh Muchson, Ketua Tanfidziyyah PCNU Cilacap hasil Konfercab di Welahan Wetan ini Ahad malam (6/5) memberikan ceramah dalam kegiatan Akhirussanah Majelis Ta’lim di Kuripan Kidul , Kesugihan. Dalam ceramahnya Gus Nas berpesan bahwa Sebagai Pengurus NU dan Warga Nahdliyin, harus berjam’iyyah atau berorganisasi dengan penuh gembira dan bangga, sehingga itu akan menjadi modal yang baik dalam berkhidmat kepada jam’iyyah tersebut. (Fajri)