Sabtu, 28 April 2018

Lewati Pematang Sawah, Apel 7000 Warga NU Cilacap berjalan Tertib.


Adipala, kitaberjejak.blogspot.co.id – Sebagian dari mereka memasang bendera hijau di Sepeda motornya, juga mobilnya, tak sedikit juga yang menggunakan Bus dan Truck agar panji-panji organisasi kebanggaannya berkibar-kibar lebih tinggi, mengimbangi angin yang menghempasnya. Kendaraan yang di hiasi panji-panji Nahdlatul Ulama (NU) ini, Menyusuri jalanan, mulai cilacap ujung barat maupun cilacap ujung timur, bergerak menuju satu titik pertemuan.  Untuk mengantarkan penumpangnya ke sebuah tanah lapang di sekitaran Gunung Srandil Adipala.

Peserta Apel dari Banser
(Sumber : Fb Chanifur Rochman)
Hari itu sabtu 28 April 2018, keluarga besar Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap mengumpulkan seluruh Badan Otonom dan Kader-kadernya, untuk dibariskan dalam Apel bersama yang merupakan bagian dari rangkaian acara Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cilacap tahun 2018.
Apel yang bertempat di Lapangan Desa Srandil, Adipala ini di ikuti oleh Seluruh Badan Otonom NU diantaranya adalah Muslimat, Fatayat, Gerakan Pemuda Ansor beserta Bansernya, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama, dan Pagar Nusa. Selain Badan Otonom, Apel ini juga diikuti oleh perwakilan dari pengurus Majelis Wakil Cabang serta para alumni pendidikan kader penggerak.

Rois Suriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh bertindak sebagai pembina Apel Dalam amanatnya, menegaskan tentang komitmen kebangsaan NU terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tidak perlu diragukan lagi, pada Apel ini saja sedikitnya 7000 Peserta yang merupakan kader-kader NU, bersedia dengan sukarela untuk hadir merapatkan barisan. Dan bukan tidak mungkin, seluruh elemen NU akan selalu siap jika dipanggil oleh bangsa dan Negara untuk mempertahankan keutuhannya.

Senada dengan yang diamanatkan Rois Suriyah PWNU, Aid Mustaqim, Koordinator Apel Banom dan Kader NU Cilacap menyampaikan bahwa Warga NU Cilacap sepakat bahwa NKRI adalah Harga Mati, sehingga jangan coba-coba mengusiknya jika tidak ingin berhadapan dengan NU. 

Peserta menyusuri pematang sawah
Untuk sampai Lokasi.
(Sumber : fb Chanifur Rochman)
Hal sederhana dalam pantauan redaksi kitaberjejak, yang menunjukkan komitmen yang tinggi dari warga NU adalah soal militansi peserta, terlihat dari usaha para peserta Apel untuk sampai ke Lokasi kegiatan, kesemuanya digerakkan karena kecintaan terhadap NU dan NKRI, bahkan tidak sedikit  ibu-ibu muslimat yang berusia lanjut rela berjalan menyusuri pematang sawah untuk segera sampai Lapangan lokasi Apel. Tidak hanya begitu, sesampai dilokasi dan selama Apel berjalan, dalam jemuran terik matahari, lebih dari 50 Peserta mengalami pusing dan pingsan karena memiliki masalah dengan daya tahan tubuh. Meskipun dalam kondisi demikian, peserta tetap mengikuti apel sampai dibubarkan.

Tepat pukul 11.30, Dengan penuh tertib, kendaraan berpanjikan bendera-bendera Nahdlatul Ulama mulai bergerak meninggalkan arena Apel. Sebagian ada yang menuju Madrasah Aliyah Raudlatul Huda Welahan Wetan untuk selanjutnya mengikuti Upacara Pembukaan Konfercab NU, dan sebagian yang lain kembali ke daerahnya masing-masing. (123)